![]() |
مجلس الحديث النبويّ الشريف
MAJELIS KAJIAN HADITS BERSAMA ZULKIFLI ZAKARIA
DI RUMAH SAKIT TAMAR MEDICAL CENTRE (TMC)
Jl. Basuki Rahmat No.1 Pariaman
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
BAHASAN HADITS TENTANG MENGIMANI AZAB KUBUR
Rabu, 23 Rabi’ul Akhir 1447 H / 15 Oktober 2025 M
Teks Hadits:
3221 - حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَحِيرٍ، عَنْ هَانِئٍ، مَوْلَى عُثْمَانَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ، فَقَالَ: «اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ»، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: «بَحِيرٌ ابْنُ رَيْسَانَ»
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa ar-Razi, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Abdullah bin Bahir, dari Hani’, maula (bekas budak) Utsman, dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
«اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ»
“Apabila Rasulullāh shallallāhu ‘alaihi wasallam selesai memakamkan jenazah, beliau berdiri di sisi kubur lalu bersabda:
‘Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu, dan mintakanlah keteguhan (iman) baginya, karena sesungguhnya sekarang ia sedang ditanya (oleh malaikat).’”
Abu Dāwūd berkata: “Bahir (yang disebut dalam sanad) adalah Bahir bin Raisan.”
(HR. Abu Dāwūd, no. 3221)
Pelajaran dari Hadits ini:
Allah subhānahu wata’ala berfirman:
{يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ (27)} [إبراهيم: 27]
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (kalimat yang tetap) di kehidupan dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim; dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”
(QS. Ibrāhīm: 27)
Ayat ini menjadi landasan bahwa doa “tatsbit” (keteguhan) penting bagi orang beriman di alam kubur.
Hadits ini menjelaskan sunnah Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam setelah pemakaman jenazah, yaitu berdiri di sisi kubur dan mendoakan si mayit.
Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam mengajak para sahabat agar:
1. Memohonkan ampunan bagi jenazah yang baru dikubur.
2. Memintakan keteguhan (at-tatsbīt) agar ia kokoh menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakīr di alam kubur.
Ungkapan Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam:
“فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ” — “karena sesungguhnya sekarang
ia sedang ditanya” —menunjukkan bahwa fitnah dan pertanyaan kubur terjadi segera setelah proses penguburan selesai.
Oleh sebab itu, waktu setelah pemakaman termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa bagi si mayit.
Penilaian dan Penjelasan Ulama
1. Imam an-Nawawī rahimahullāh menjelaskan dalam al-Majmū‘ (5/294):
“Disunnahkan untuk tetap berada di sisi kubur setelah pemakaman selama beberapa saat, sambil mendoakan mayit dan memohonkan ampun untuknya.” — Ini berdasarkan hadits Utsman bin ‘Affan di atas.
2. Syaikh Ibn ‘Utsaimīn rahimahullāh berkata dalam Syarh Riyādh ash-Shālihīn (2/601):
“Dianjurkan berdiri sejenak di sisi kubur dan berdoa, dengan mengucapkan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ثَبِّتْهُ
“Ya Allah, ampunilah dia, dan teguhkanlah dia” dilakukan sebanyak tiga kali.
Hikmah dan Faedah Hadits:
1. Sunnah bagi yang hadir di pemakaman untuk berdiri sejenak setelah penguburan dan berdoa bagi jenazah.
2. Waktu setelah penguburan adalah saat yang mustajab untuk memohonkan ampunan bagi si mayit.
3. Menunjukkan keimanan kepada alam barzakh dan pertanyaan kubur, bagian dari rukun iman kepada hari akhir.
4. Menunjukkan keutamaan doa orang hidup untuk yang telah wafat, karena doa tetap bermanfaat baginya.
5. Menunjukkan bahwa doa setelah penguburan lebih utama daripada langsung meninggalkan kubur tanpa mendoakan.
6. Tidak disyariatkan duduk lama atau melakukan ritual tertentu di kubur. Cukup berdiri sejenak dan berdoa sesuai tuntunan Rasulullāh shallallāhu ‘alaihi wasallam.
Adab doa disesuaikan dengan jenis kelamin jenazah:
Laki-laki: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ
Perempuan: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا
Contoh Doa Setelah Pemakaman:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَثَبِّتْهُ عِنْدَ السُّؤَالِ، وَاجْعَلْ قَبْرَهُ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ.
“Ya Allah, ampunilah dia, teguhkanlah hatinya ketika ditanya, dan jadikanlah kuburnya taman dari taman-taman surga.”
Kesimpulan:
Hadits Utsman bin ‘Affan radhiyallāhu ‘anhu ini menjadi dasar sunnah doa setelah pemakaman. Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam mengajarkan agar kaum muslimin tidak langsung beranjak meninggalkan kubur, tetapi berdiri sejenak dan mendoakan ampunan serta keteguhan iman bagi saudaranya yang baru dimakamkan.
Amalan ini ringan namun sarat dengan makna iman dan kasih sayang terhadap sesama mukmin, sekaligus pengingat bagi kita semua bahwa suatu hari kelak kita pun akan berada di tempat yang sama — menanti doa dari saudara seiman setelah tanah penutup kubur diratakan.
Wallāhu a’lam