![]() |
مجلس الحديث النبويّ الشريف
MAJELIS KAJIAN HADITS BERSAMA ZULKIFLI ZAKARIA
DI RUMAH SAKIT TAMAR MEDICAL CENTRE (TMC)
Jl. Basuki Rahmat No.1 Pariaman, Telp (0751) 93277
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
BAHASAN HADITS TENTANG MENGIMANI AZAB KUBUR
Rabu, 26 Shafar 1447 H / 20 Agustus 2025 M
Teks Hadits:
حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَخْبَرَتْهُ: " أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلاَةِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا، وَفِتْنَةِ المَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ " فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ المَغْرَمِ، فَقَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ، حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ»
Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu‘aib, dari Az-Zuhri, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami ‘Urwah bin Az-Zubair, dari ‘Aisyah radhiyallāhu ‘anha, istri Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam, ia mengabarkan kepadanya:
“Bahwa Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam biasa berdoa dalam shalat:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا، وَفِتْنَةِ المَمَاتِ، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ
‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah al-Masih ad-Dajjal. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan dari beban hutang.’
Lalu ada seseorang berkata kepada beliau: ‘Betapa sering engkau memohon perlindungan dari beban hutang.’
Beliau shallallāhu wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya apabila seseorang terlilit hutang, ia akan berbicara lalu berdusta, dan ia akan berjanji lalu mengingkari.’”
(HR. Al-Bukhārī dalam Shahih-nya, no. 832)
Pelajaran dari Hadits ini:
Hadits yang diriwayatkan Ummul Mukminin ‘Aisyah raḍiyallāhu ‘anhā ini menunjukkan bagaimana Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam senantiasa mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wa jalla dengan doa dalam setiap keadaan. Doa beliau termasuk dari kalimat yang ringkas namun penuh makna (jawāmi‘ al-kalim). Para sahabat raḍiyallāhu ‘anhum sangat bersemangat mengikuti petunjuk beliau dan menyebarkan sunnahnya.
Berlindung dari azab kubur
Azab kubur adalah hukuman yang Allah timpakan kepada sebagian hamba-Nya di alam barzakh sebelum hari kiamat, sesuai dengan amal mereka.
Allah berfirman:
{النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46)} [غافر: 46]
“Kepada mereka diperlihatkan neraka pada pagi dan petang. Dan pada hari kiamat (dikatakan), ‘Masukkanlah keluarga Fir‘aun ke dalam azab yang paling keras’.”
(QS. Ghāfir: 46)
Ayat ini menjadi dalil adanya azab sebelum hari kiamat, yaitu di alam kubur. Karena itu, Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam mewasiatkan agar kita selalu memohon perlindungan darinya, terutama dalam tasyahhud akhir sebelum salam.
Berlindung dari fitnah al-Masīḥ Ad-Dajjāl
Dajjāl adalah fitnah terbesar di akhir zaman. Ia membawa keajaiban menyesatkan, mengaku sebagai tuhan, dan menguji iman manusia. Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda:
«مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ»
“Sejak penciptaan Adam hingga terjadinya kiamat tidak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnah Dajjāl.”
(HR. Muslim no. 2946)
Memohon perlindungan dari fitnah Dajjāl berarti memohon agar dijaga akidah dan iman kita dari tipu daya dan kesesatan besar yang mengiringinya.
Berlindung dari fitnah kehidupan dan kematian
Fitnah kehidupan (fitnatul maḥyā): segala cobaan yang dihadapi manusia semasa hidup, baik berupa harta, kedudukan, syahwat, kemiskinan, kesulitan, maupun kesenangan. Allah berfirman:
{ كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (35)} [الأنبياء: 35]
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami kalian akan dikembalikan.”
(QS. al-Anbiyā’: 35)
Fitnah kematian (fitnatul mamāt): ujian yang dihadapi manusia ketika menjelang mati (sakratul maut) dan setelahnya, termasuk pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur. Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي القُبُورِ
“Telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji di dalam kubur.”
(HR. al-Bukhārī no. 183)
Berlindung dari dosa (al-ma’tsam)
Maknanya adalah segala perbuatan yang menyebabkan seseorang berdosa, baik besar maupun kecil. Karena dosa menjadi sebab datangnya murka Allah dan azab-Nya. Allah berfirman:
{وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَى نَفْسِهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (111)} [النساء: 111]
“Barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia hanya berbuat dosa itu atas (kerugian) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(QS. an-Nisā’ : 111)
Berlindung dari hutang (al-maghram)
Hutang yang memberatkan akan mengganggu kehidupan seseorang, bahkan di akhirat. Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam pernah enggan menshalati jenazah orang yang masih memiliki hutang yang belum terbayar. Hutang juga bisa menjerumuskan ke dalam dusta dan ingkar janji.
Kesimpulan:
Doa ini mengajarkan agar seorang muslim selalu meminta perlindungan kepada Allah dari enam perkara besar:
1. Azab setelah kematian (azab kubur).
2. Fitnah terbesar di akhir zaman (al-Masīḥ ad-Dajjāl).
3. Fitnah hidup yang bisa menyesatkan.
4. Fitnah mati dan ujian kubur yang menggetarkan.
5. Dosa yang menjerumuskan kepada murka Allah.
6. Hutang yang memberatkan dunia dan akhirat.
Doa ini termasuk doa yang ma’tsūr (diajarkan Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam) dan sangat dianjurkan untuk dibaca setiap selesai tasyahhud akhir sebelum salam. Ia merupakan benteng bagi seorang muslim agar selamat dari fitnah dunia, barzakh, dan akhirat.
Wallāhu a‘lam.