![]() |
0leh : Prof. Dr. H. Hasan Zaini, M. A
Tercatat dalam sejarah, bahwa masa sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut "Zaman Jahiliah". Jahiliah bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti orang bodoh. Dan kalimat ini berasal dari kata "Jahila, Yajhalu, jahlan. Jaahilun, Majhuulun". Kemudian pada kata "Jaahilun" (Ism Fa'il) ditambah "Yaa" nisbah, maka menjadi "Jaahiliyah" atau Jahiliah. Masa Jahiliah biasa diartikan dengan masa kebodohan dan masa kacau balau. Zaman Jahiliah dicap zaman kekacauan, kerusakan, kehancuran, kebiadaban dan ketidak teraturan dalam berbagai bidang. Kerusakan zaman Jahilah itu dalam berbagai aspek sebagai berikut :
1. Aqidah dan Kepercayaan.
Orang Jahiliah menyembah berhala dan patung yang mereka bikin sendiri dari kayu atau batu. Mereka tidak mempercayai Tuhan Yang Maha Esa, tetapi mereka mempercayai banyak Tuhan yang dalam ilmu Perbandingan Agama disebut dengan politheisme atau syirik. Mereka juga percaya kepada takhayul, bid'ah dan khurafat .
2. Martabat Manusia.
Pada masa Jahiliah martabat dan harkat manusia diinjak begitu saja dan tidak dihargai sama sekali. Dimana mana terjadi penindasan, pemerasan, pemerkosaan, penganiayaan dan lain lain. Yang paling menyedihkan adalah nasib kaum wanita. Mereka diperlakukan seperti bola yang diopor ke sana, sini, atau tak obahnya seperti payung daun pisang, bila hujan sudah berhenti, maka daun pisang tersebut dibuang begitu saja ke tengah jalan, semua roda dan kaki menginjaknya.
3. Mental dan Moral.
0rang Jahiliah telah biasa berjudi, berzina, meminum minuman keras dan sebagainya. Bahkan mereka sudah kecanduan melakukannya. Dalam berusaha mereka tidak mengindahkan halal dan haram, sah dan batal, yang penting bagi mereka adalah bagaimana supaya dapat mengumpulkan harta kekayaan sebanyak mungkin. Hubungan antara laki laki dan perempuan sangat bebas, mereka boleh saja beristeri tanpa batas. Bahkan dilukiskan dalam sejarah, pergaulan mereka tak obahnya seperti tingkah laku binatang yang tak mengenal perikemanusiaan dan kesopanan. Disebutkan juga, mereka sangat malu dan merasa hina bila lahir anak perempuan. Karena itu mereka mengubur anak perempuan hidup hidup.
Agaknya perlu kita catat, bahwa orang Jahiliah berbuat yang demikian karena ketidaktahuan mereka tentang hukum dan peraturan, dan memang waktu itu terjadi masa transisi antara Nabi Isa dan kerasulan Muhammad, dimana Nabi Isa telah diangkat ke atas langit sementara Nabi Muhammad belum lahir, masa tersebut disebut dengan zaman fatrah atau terputus Rasul selama lebih kurang lima abad lamanya. Alangkah gelapnya waktu itu.
Untuk memperbaiki keadaan yang demikian, maka Allah SWT mengutus Nabi Besar Muhammad Saw sebagai Rasul terakhir yang mempunyai akhlak yang mulia. Seperti firman Allah SWT, yang artinya: " sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang agung." ( Q.S. Al- Qalam: 4). Beliau sendiri telah bersabda: " Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Dengan mengikuti ajaran Muhammad, masyarakat akan menjadi baik dan tentram, rukun dan damai. Nabi Muhammad membawa umat manusia dari alam kegelapan kepada alam terang benderang yang disinari cahaya iman dan taqwa.
Masa selalu berjalan, jarak antara kelahiran, hijrah dan wafatnya beliau semakin bari semakin jauh, dan kini kita telah berada pada tahun 1447 Hijriah atau telah 47 tahun kita berada dalam abad ke 15 Hijriah. Para ahli menyebut, bahwa abad 15 Hijriah ini merupakan masa kebangkitan Islam dan umat Islam. Benar atau tidaknya pernyataan tersebut dapat kita lihat pada kualitas umat Islam itu sendiri. Mampukah mereka memperlihatkan kepada dunia bahwa umat Islam itu sudah semakin maju, dan dalam bidang apa saja kemajuan mereka? Dan apakah umat Islam sudah bersatu menghadapi ancaman dan penindasan serta genosida yang dilakukan oleh Zionis Israil terhadap bangsa Palestina, terutama jalur Gaza yang sudah banyak memakan korban. Mampukah kita membuktikan sabda Rasul yang berbunyi: Al- Islamu Ya'lu walaa Yu'la 'alaih ( Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya)."
Suatu kenyataan yang tidak dapat kita pungkiri, bahwa di abad modern ini tantangan semakin banyak, ujian semakin berat yang perlu ditangkis dengan aqidah yang kuat. Tidak mustahil apa yang terjadi pada masa Jahiliah dulu, bisa saja terjadi pada zaman sekarang dengan cara dan bentuk yang berbeda. Kalau orang Jahiliah dulu suka berjudi, maka orang sekarang lebih lihai lagi berjudi meskipun dengan cara dan bentuk yang berbeda, termasuk judi online yang sudah banyak memakan korban. Kalau orang Jahiliah dulu suka meminum khamar. Maka kini tidak sulit mencari orang yang suka meminum minuman yang memabukkan, walaupun namanya bukan khamar, tapi telah diperhalus dengan nama morfin, heroin, shabu, ekstasi, ganja, dan sebagainya. Bahayanya tidak kurang dari minuman khamar. Kalau orang Jahiliah dulu suka melakukan perzinaan dan pergaulan bebas, maka sekarang juga tidak sulit menemukan orang orang semacam itu, walaupun dengan nama samen leven, kumpul kebo, homo sex, atau dengan istilah yang populer LGBT. Bahkan di zaman modern ini, tempat tempat maksiat malah dilokalisir, atau dilakukan di hotel hotel, di tempat tempat hiburan. Akibatnya di zaman modern ini pula ditemui penyakit AIDS yang menurut para ahli di antara penyebabnya adalah karena pergaulan bebas atau berhubungan dengan lain jenis di luar nikah. 0bat yang efektif untuk penyembuhan penyakit AIDS tersebut belum ditemukan. Kalau orang Jahiliah suka merampok, mencuri dan menodong, maka orang sekarang selain bisa melakukan hal yang sama, juga lebih lihai beroperasi secara halus, namun lebih berbahaya seperti korupsi, manipulasi, pungli, dan sebagainya.
Barangkali inilah yang dinamakan "Jahiliah Modern". Mereka berbuat hal demikian bukan karena bodoh atau tidak tahu, tapi justru mereka mengetahuinya, namun pura pura tidak tahu atau tidak mau tahu. Mereka mengetahui hukum, tapi tidak mau melaksanakannya, lain halnya dengan orang Jahiliah dulu, mereka berbuat memang karena tidak mengetahui hukum sama sekali. Manakah yang lebih berbahaya? Dan manakah yang lebih besar dosanya, Jahiliah dulu atau Jahiliah modern sekarang?
Sebagai penutup artikel ini marilah kita simak sebuah hadis Nabi Muhammad Saw., yang artinya : "Di antara tanda tanda hari kiamat ialah : ulama semakin langka, kebodohan dipertahankan, banyak pecandu khamar ( sejenisnya), zina merajalela." ( H.R. Bukhari dan Muslim).
Dharmasraya, 25 Agustus 2025/ 01 Rabi'ul Awal 1447 H. Prof. HZN.