![]() |
التَّابُوْتُ بَيْنَ الثَّقَافَةِ وَالْمَسْؤُولِيَّةِ الْأُخْرَوِيَّةِ
Bismillāhirraḥmānirraḥīm
Semoga Allāh subḥānahu wataʿālā membukakan dada kita semua—khususnya yang masih membela, melestarikan, dan menyemarakkan perayaan TABUIK—agar semakin sadar akan beratnya pertanggungjawaban kelak di hadapan-Nya.
Satu per satu tokoh besar Pariaman telah wafat:
Anas Malik telah wafat.
Harun Zain telah wafat.
M. Noer telah wafat.
Zainal Bakar telah wafat.
Nasri Nasar telah wafat.
Anasdi Nazar telah wafat.
Helmi Darlis telah wafat.
Muslim Kasim telah wafat.
Azwar Anas telah wafat.
…dan yang lainnya telah kembali ke hadapan Rabb mereka.
Sebagian dari mereka mungkin mendukung Tabuik, sebagian lagi mungkin tidak. Namun satu hal yang pasti: mereka semua telah menyudahi perjalanan di dunia. Kini tinggal kita yang masih diberi waktu oleh Allāh—masih punya jari untuk mengklik, masih punya suara untuk membela atau memilih diam. Lalu, apa yang akan kita wariskan?
TABUIK telah menjadi tradisi tahunan yang ramai. Tetapi apakah keramaian itu menjadi ḥujjah yang membenarkannya di sisi Allāh? Apakah semangat budaya bisa mengalahkan kehati-hatian dalam urusan tauhid dan syariat?
Kita semua akan mati. Walikota sekarang akan mati. Para tokoh budaya, para perancang agenda, para penggerak festival, bahkan para penonton yang bersorak—semuanya akan mati.
Saat nyawa sampai di tenggorokan, tak ada lagi yang bisa dibela kecuali yang benar di sisi Allāh. Dan tak ada yang dapat menolong kecuali amal saleh yang murni sesuai sunnah Rasulullāh shallallāhu ʿalaihi wasallam.
﴿وَاتَّبِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ﴾
“Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian, dan janganlah kalian mengikuti selain-Nya sebagai pemimpin. Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran.”
(QS Al-Aʿrāf: 3)
Ya Allāh…
Jangan biarkan kami wafat dalam keadaan mewariskan perayaan yang tidak Engkau syariatkan. Teguhkan hati kami untuk mendahulukan petunjuk-Mu daripada kebiasaan manusia.
Amīn, wahai Pemilik langit dan bumi.
Pariaman, 8 Muḥarram 1447 H / 4 Juli 2025 M