![]() |
Foto bersama petinggi STIT SB usai kegiatan podcast yang mengusung tema "Kampus Berdampak". |
PARIAMAN, -- Mewujudkan kampus berdampak. Yakni perguruan tinggi yang relevan, berdaya saing dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syekh Burhanuddin (STIT SB) Pariaman, Kamis 15 Mei 2025 menggelar diskusi hangat soal kampus berdampak tersebut.
Diskusi dalam bentuk podcast ini, juga bagian dari kerja kru Ic-syekh Burhanuddin TV, media mainstream dan media sosial yang dicoba kembangkan oleh perguruan tinggi ini.
Kali ini, podcast menghadirkan tiga ketua dan satu wakil ketua. Yakni, Ketua Yayasan Islamic Center Syekh Burhanuddin, Prof. Duski Samad Tuanku Mudo, Ketua STIT SB, Dr. Neni Triana, Ketua Alumni STIT, Zaki Aliwardana, MM, dan Wakil Ketua II STIT SB, Dr. Roni Faslah.
"Pentingnya kampus kita ini berdampak langsung terhadap masyarakat. Dalam berbagai kegiatan akademik dan sosial, kampus dituntut untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam ruang lingkup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat," begitu Ketua STIT SB Dr. Neni Triana menjelaskan.
Acara podcast yang mengusung tema "Kampus Berdampak" dimulai pada pukul 10.00 WIB. Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Yayasan, Ketua STIT SB Pariaman, alumni, serta para dosen dan mahasiswa.
Selain itu, Neni Triana menuturkan, bahwa mencetak lulusan S1 bukan hanya sekadar melahirkan sarjana, tetapi juga da’i, ulama, dan cendekiawan yang membawa keberkahan serta perubahan di tengah masyarakat. “Tuanku sarjana, dan sarjana tuanku akan melahirkan pendidikan berkualitas,” tambahnya.
"Sekarang tengah disiapkan dua program studi lagi, karena untuk sebuah institut harus empat program studi. Kemudian, kita juga menyiapkan sekolah Pascasarjana," ulas Neni Triana.
Ketua Yayasan Islamic Center yang menaungi STIT SB Pariaman, Prof . Duski Samad menekankan pentingnya pengelolaan zakat secara baik untuk pemberdayaan umat. Ia juga menjelaskan peran kampus dalam aspek sosial, mulai dari pendidikan anak-anak hingga masyarakat umum. “Semakin banyak orang baik, maka semakin sedikit dan mempersempit ruangan bagi orang jahat,” tuturnya.
Sosial berdampak besar pada kapital. "Alumni STIT, katakanlah tuanku yang sarjana dan sarjana yang tuanku, adalah sebuah kelompok penggerak sosial yang berdampak pada kapital ini," ujar Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang ini.
"Tuanku atau ulama, tidak sekedar mampu menghidupi banyak orang, sudah mati pun dia, akan mampu menghidupi orang yang hidup," ujar dia.
Duski Samad bercerita, soal banyaknya pemasukan dan perputaran uang di komplek makam Syekh Burhanuddin, sebagai salah kerja sosial yang berdampak kapital tersebut.
STIT SB, kata dia, sebagai perguruan tinggi yang dilahirkan dan menyandang nama besar Syekh Burhanuddin, harus berlari kencang. "Sudah saatnya pakai gigi empat, agar perjalanan dan pergerakan kampus tidak terkesan mundur, akibat bertahan di gigi dua terus," seloroh Duski Samad, Ketua FKUB Sumatera Barat ini.
Sementara itu, Zeki Aliwardana, MM, Ketua Alumni STIT SB, menerangkan tentang peluang beasiswa untuk mahasiswa. “Kesempatan besar terhadap peluang beasiswa nasional melalui platform daring, seperti program dari Kementerian Agama yang menyediakan dana beasiswa miliaran rupiah,” tuturnya.
Zeki Aliwardana yang juga Ketua Kadin Padang Pariaman ini melihat, lulusan STIT SB cukup mewarnai perangkat sosial kemasyarakatan dan keagamaan di tengah masyarakat.
Dr. Roni Faslah, Pimpinan Redaksi IC-Syekh Burhanuddin TV menyampaikan, bahwa berkah dari para ulama akan mengantarkan kampus ini menuju masa depan yang cemerlang.
“Dengan kehadiran IC-Syekh Burhanuddin TV, insya Allah kampus ini ke depan akan bertransformasi menjadi institut,” pungkasnya.
Podcast IC-Syekh Burhanuddin TV berjalan dengan lancar, dipandu oleh Ahmad Damanhuri, S.H., selaku host acara.
Kontributor: Rahmad Hidayat