MU-ONLINE, -- 100 syekh dan tuanku yang bersanad keilmuan ke Syekh Burhanuddin. Itu rencana buku ensiklopedia yang akan diterbitkan oleh Yayasan Islamic Center Syekh Burhanuddin.
Penulisan buku itu, merupakan ide dan gagasan Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang, Prof Duski Samad. Isi buku berisi riwayat, kajian dan kiprah syekh dan tuanku yang aktif di abad 20 dan 21.
"Tentu para syekh dan tuanku yang punya sanad keilmuan ke Syekh Burhanuddin. Artinya, syekh tersebut berguru, gurunya pun berguru yang tersambung ke Syekh Burhanuddin," ujar Duski Samad, penulis buku Syekh Burhanuddin dan Islamisasi di Minangkabau ini.
Menurut Wakil Ketua Umum DPP Perti ini, Sumatera Barat termasuk pusat Islam tertua di Nusantara ini. Tak heran, para syekh dan tuanku, salah satu pilar atas keteguhan Islam itu sendiri.
"Syekh Burhanuddin—pelopor Tarekat Syattariyah di Minangkabau—menjadi pusat spiritual dan keilmuan yang telah melahirkan ratusan ulama besar bersanad hingga kini. Untuk mendokumentasikan warisan intelektual dan spiritual ini, dibutuhkan suatu karya monumental berbentuk ensiklopedia," kata dia.
Ensiklopedia ini, katanya, diharapkan akan merekam jejak 100 syekh dan tuanku pewaris sanad keilmuan Syekh Burhanuddin, disusun secara sistematis dengan narasi akademik dan visual dokumentatif. Karya ini akan menjadi referensi penting bagi akademisi, masyarakat adat, tokoh agama, dan generasi muda.
Sabtu 17 Mei 2025, rancangan naskah proposal penerbitan buku ensiklopedia itu diserahkan Duski Samad ke Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syekh Burhanuddin (STIT SB), Dr. Neni Triana dan Wakil Ketua Dr. Roni Faslah.
Para penulis buku itu, diminta mempetakan syekh dan tuanku yang akan mereka tulis. Di samping Duski Samad, ada penulis Dr. Ridwan Arif, Damanhuri, Syahrul Mubarak, Armaidi Tanjung, Dr. Roni Faslah dan penulis lainnya.
Buku ensiklopedia itu ditulis, dengan tujuan mendokumentasikan sanad keilmuan ulama pewaris Syekh Burhanuddin secara ilmiah dan historis, menyediakan referensi otoritatif mengenai jaringan ulama Minangkabau.
"Yang tak kalah penting dari itu adalah menghidupkan kembali nilai-nilai pendidikan, spiritualitas, dan adat melalui profil para syekh dan tuanku," ulas Duski Samad.
Masing-masing riwayat syekh dan tuanku tak panjang. Maksimal lima halaman, mencakup biografi, sanad keilmuan, peran dan pengaruh di tengah masyarakat. Juga dilengkapi dengan foto yang bersangkutan, suraunya dan foto makamnya.
Pewarta: ad tuanku mudo