![]() |
الرِّحْلَةُ الرُّوحِيَّةُ إِلَى بَيْتِ اللَّهِ
Bismillahirrahmanirrahim
Hingga jam 12 tadi malam, dua putriku mempersiapkan isi dua koperku untuk perjalanan umrah 33 hari Ramadhan 1446 H ini. Tampak jelas bagaimana Allah subhanahu wata'ala menciptakan perbedaan karakter antara kaum lelaki dan kaum wanita.
Begitu teliti dan rapi. Semua yang diisikan ke dalam dua koper dicatat dalam selembar kertas HVS A4. Agar Abi mereka, yang akan sibuk membimbing jemaah, berkurang bebannya.
Koper besar dibungkus dengan plastik wrapping agar lebih aman, terutama penanak nasi mini di dalamnya yang dibungkus dengan handuk kecil. Perjalanan panjang ke tanah suci memang memerlukan persiapan matang, bukan hanya dalam urusan pakaian dan perlengkapan, tetapi juga dalam kesiapan hati dan niat yang lurus semata karena Allah subhanahu wata'ala.
Ya, safar (perjalanan jauh) adalah sepotong dari azab. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ العَذَابِ، يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ، فَإِذَا قَضَى نَهْمَتَهُ، فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أَهْلِهِ
"Safar adalah sepotong dari azab. Ia menghalangi salah seorang di antara kalian dari makan, minum, dan tidurnya. Maka apabila seseorang telah menyelesaikan keperluannya, hendaknya ia segera kembali kepada keluarganya." (HR. Al-Bukhari no. 1804)
Perjalanan jauh memang menguji fisik dan mental. Namun, di dalamnya ada banyak hikmah, termasuk kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan ibadah yang lebih khusyuk.
Siang ini, insyaAllah, aku akan berangkat dari Kota Pariaman. Makkah yang dituju dengan pesawat Citilink, bersama rombongan yang diamanahkan.
Sebelum meninggalkan rumah, biasanya aku membaca doa perpisahan kepada keluarga sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Mari, aku akan mengucapkan perpisahan kepadamu sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan perpisahan kepadaku, atau sebagaimana beliau mengucapkan perpisahan:
اسْتَوْدَعْتُكَ اللهَ الَّذِي لَا يُضَيِّعُ وَدَائِعَهُ
‘Aku menitipkanmu kepada Allah yang tidak akan menyia-nyiakan amanah-Nya’." (HR. Ahmad no. 2/403)
Setelahnya, aku membaca doa keluar rumah sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barang siapa yang mengucapkan ketika keluar rumah:
بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
‘Bismillah, tawakkaltu ‘ala Allah, la hawla wa la quwwata illa billah,’
(Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.)
maka dikatakan kepadanya: ‘Engkau telah dicukupkan, dijaga, dan setan telah menjauh darimu’." (HR. At-Tirmidzi no. 3426)
Perjalanan ke Baitullah bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan ruhani. Setiap langkah yang diayunkan semestinya menjadi langkah menuju perbaikan diri. Oleh karena itu, aku selalu mengingatkan diri sendiri dan jemaah agar memperbanyak doa sepanjang perjalanan, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa.
Di antaranya doa sarat makna ketika telah berada di atas kendaraan, seperti di atas pesawat terbang:
َللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ, سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اَللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ "
Allah Maha Besar-Allah Maha Besar- Allah Maha Besar. Maha suci Allah Dzat yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedangkan sebelumnya kami tidak mampu mengendalikan. Dan sungguh kami akan kembali kepada Rabb kami.
Ya Allah, sungguh kami meminta kepada Engkau kebajikan dan ketakwaan di dalam perjalanan kami ini, serta amalan yang Engkau redhai!
Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini bagi kami serta singkatkanlah bagi kami jaraknya!
Ya Allah, Engkaulah Yang Mendampingi di dalam perjalanan ini serta Yang Menggantikan di keluarga. Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada Engkau dari kelelahan perjalanan, dari pemandangan yang tidak baik serta dari perubahan yang jelek pada harta dan keluarga!" (Teks HR. Muslim no.1342-425)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdoa:
Dalam setiap perjalanan, doa musafir memiliki keistimewaan tersendiri. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa doa musafir termasuk doa yang mustajab. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
"Tiga doa yang pasti dikabulkan, tanpa keraguan: doa orang tua, doa musafir, dan doa orang yang terzalimi." (HR. Abu Dawud no. 1536)
Betapa besar kasih sayang Allah subhanahu wata'ala kepada para musafir, terutama mereka yang melakukan perjalanan dalam rangka ibadah.
Setiap muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji dan umrah mendapatkan kemuliaan tersendiri di sisi Allah subhanahu wata'ala. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللَّهِ، إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ، وَإِنِ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ
"Kaum muslimin haji dan kaum yang umrah adalah tamu khusus panggilan Allah subhanahu wata'ala. Jika mereka berdoa, Allah akan mengabulkan. Jika mereka memohon ampun, Allah akan mengampuni." (HR. Ibnu Majah no. 966)
Ramadhan kali ini terasa berbeda. Aku berharap bisa menjalani ibadah di Tanah Suci dengan penuh kekhusyukan, mendoakan keluarga dan sahabat, serta mengisi hari-hari dengan ibadah yang lebih mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'ala.
Semoga Sang Pendamping, Rabbul Jalil, memudahkan perjalanan ini menuju Baitullah. Semoga perjalanan ini menjadi wasilah untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya, memperbanyak doa, serta meraih keberkahan dan ampunan dari-Nya. Amiin.
Pariaman, Ahad, 2 Ramadhan 1446 H/2 Maret 2025 M
Zulkifli Zakaria
Tulisan ini bisa dibaca di: http://mahadalmaarif.com