![]() |
Pertemuan sekaligus pembinaan pondok pesantren se Padang Pariaman oleh Kemenag setempat. (foto titip elyas) |
MU-ONLINE--Pada hari Kamis, tanggal 6 Juni 2024, pukul 09.30 WIB, Aula PLHUT Kankemenag Kabupaten Padang Pariaman menjadi saksi sebuah pertemuan penting dalam dunia pendidikan pesantren.
Acara yang diadakan berdasarkan surat dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat tanggal 30 Mei 2024 ini bertujuan untuk pembinaan integritas dan penguatan pendidikan karakter pada pondok pesantren.
Dua perwakilan dari Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, yaitu Titip Elyas Tuanku Sulaiman sebagai perwakilan guru dan Jefrinaldi sebagai operator pondok pesantren, hadir untuk mewakili lembaga mereka dalam acara ini.
Pembukaan Acara
Acara dibuka dengan penuh khidmat oleh Suhendrizal, yang bertugas sebagai protokol. Dia memulai dengan memaparkan pentingnya acara ini dalam rangka memperkuat karakter santri yang merupakan generasi penerus bangsa.
H. Mukhlis, selaku Kasubag TU Kemenag Kabupaten Padang Pariaman, hadir mewakili Kepala Kemenag untuk secara resmi membuka acara tersebut.
Dalam sambutannya, Mukhlis menekankan bahwa pendidikan karakter harus menjadi pilar utama dalam sistem pendidikan pesantren, mengingat pesantren tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga membentuk moral dan akhlak santri.
Penyampaian Materi
Yohanes Anwar, sebagai narasumber utama, menyampaikan materi penguatan pendidikan karakter di pesantren dengan pendekatan yang serius namun santai.
Dia menjelaskan berbagai regulasi yang menjadi landasan hukum bagi pendidikan karakter di pesantren, termasuk UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU no 18 tahun 2019 tentang Pesantren.
Yohanes juga menekankan bahwa pembelajaran dengan kitab kuning, keteladanan kiyai dan ustadz, serta latihan spiritual seperti sholat Dhuha dan Tahajud, sudah merupakan bagian dari metode mencapai pendidikan karakter di pesantren.
Lebih lanjut, Yohanes menyampaikan tentang tri dharma pesantren yang meliputi keimanan, pengembangan keilmuan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurutnya, gerakan pendidikan ini harus sejalan dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNMR), bertujuan untuk membangun dan membekali peserta didik dengan karakter yang kuat, serta merevitalisasi potensi mereka.
Penguatan Infrastruktur dan Program Ekstrakurikuler
Fauziah, sebagai pembicara selanjutnya, menekankan pentingnya keberadaan dewan masyaikh dalam pesantren. Dewan ini, yang terdiri dari ketua dan anggota, bertugas memastikan mutu kurikulum dan pelaksanaan pendidikan.
Fauziah juga menjelaskan bahwa dengan memenuhi persyaratan administrasi, pesantren dapat memperoleh bantuan operasional, yang tentunya sangat mendukung kelangsungan program pendidikan.
Selain itu, contoh kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mendukung penguatan karakter di pesantren juga dipaparkan, seperti kegiatan karya ilmiah, latihan bakat/olah minat, serta kegiatan keagamaan seperti muhadharah dan shalawatan. Semua kegiatan ini dirancang untuk membentuk santri yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat dalam karakter dan keimanan.
Kesimpulan
Acara yang dihadiri oleh para pimpinan, guru, tenaga pendidik, dan operator pondok pesantren se-Kabupaten Padang Pariaman ini merupakan langkah nyata dalam memperkuat pendidikan karakter di pesantren.
Dengan landasan hukum yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pendidikan karakter di pesantren dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi pembentukan generasi yang berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi.
Para peserta, pulang dengan membawa semangat baru dan berbagai pengetahuan yang siap diimplementasikan di pondok pesantren masing-masing peserta yang hadir, demi masa depan yang lebih baik bagi para santri. (titip elyas)