![]() |
مجلس الحديث النبويّ الشريف
MAJELIS KAJIAN HADITS BERSAMA ZULKIFLI ZAKARIA
DI RUMAH SAKIT TAMAR MEDICAL CENTRE (TMC)
Jl. Basuki Rahmat No.1 Pariaman
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
BAHASAN HADITS TENTANG MENGIMANI AZAB KUBUR
Rabu, 4 Rabi’ul Awwal 1447 H / 27 Agustus 2025 M
Teks Hadits:
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ المَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ، سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ مَيْمُونٍ الأَوْدِيَّ، قَالَ: كَانَ سَعْدٌ يُعَلِّمُ بَنِيهِ هَؤُلاَءِ الكَلِمَاتِ كَمَا يُعَلِّمُ المُعَلِّمُ الغِلْمَانَ الكِتَابَةَ وَيَقُولُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلاَةِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ»، فَحَدَّثْتُ بِهِ مُصْعَبًا فَصَدَّقَهُ
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah, telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Malik bin ‘Umair, ia berkata: Aku mendengar ‘Amru bin Maimun al-Audi berkata: “Sa‘ad (bin Abi Waqqash) mengajarkan anak-anaknya doa-doa ini sebagaimana seorang guru mengajarkan tulisan kepada anak-anak kecil. Ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam dahulu selalu berdoa dengan doa ini setelah shalat:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ»
Allāhumma innī a‘ūdzu bika minal-jubni, wa a‘ūdzu bika an uradda ilā ardzalil-‘umuri, wa a‘ūdzu bika min fitnatid-dunyā, wa a‘ūdzu bika min ‘adzābil-qabri.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut; aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling hina (pikun dan kelemahan di usia tua); aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia; dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur."
Lalu aku menceritakannya kepada Mush‘ab (bin Sa‘ad), maka ia pun membenarkannya.
(HR. Al-Bukhārī dalam Shahih-nya, no. 2822)
Pelajaran dari Hadits ini:
1. Pentingnya Pendidikan Doa
• Sa‘ad bin Abi Waqqash radhiyallāhu ‘anhu (salah satu dari al-‘asyarah al-mubasysyarah bil-jannah, sepuluh orang yang telah dijanjikan akan masuk Jannah) mengajarkan doa ini kepada anak-anaknya dengan metode penuh perhatian, sebagaimana seorang guru mengajarkan menulis huruf kepada murid kecil.
• Ini menunjukkan bahwa doa merupakan bagian dari pendidikan utama bagi anak-anak kaum muslimin, bahkan sebelum mereka dewasa.
2. Waktu Doa
• Redaksi hadits menyebutkan: "Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam berdoa dengan doa ini duduk setelah shalat".
• Ulama memahami doa ini dibaca setelah salam, meskipun ada sebagian doa-doa lain yang dibaca sebelum salam.
• Maka, doa-doa perlindungan ini disyariatkan dibaca sebagai dzikir penutup shalat.
3. Isi Doa
Doa ini mengandung empat bentuk perlindungan:
a. Perlindungan dari sifat pengecut (الجُبْنُ)
• Pengecut adalah sifat yang membuat seseorang takut membela kebenaran.
• Seorang muslim diperintahkan untuk berani di jalan Allah, bukan pengecut ketika kebenaran harus diperjuangkan.
• Lawannya adalah syajā‘ah (keberanian), sifat mulia para sahabat.
b. Perlindungan dari umur tua yang hina (أرذل العمر)
• Maksudnya adalah umur lanjut yang menyebabkan pikun, lemah, dan tidak mampu lagi beribadah dengan sempurna.
• Allah menyebut dalam Al-Qur’an (QS. an-Nahl: 70) bahwa sebagian manusia dikembalikan kepada umur paling lemah sehingga kehilangan ilmu dan kekuatan.
• Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa ini agar seorang muslim senantiasa meminta wafat dalam keadaan baik sebelum mencapai umur kelemahan yang menghinakan.
c. Perlindungan dari fitnah dunia (فتنة الدنيا)
• Fitnah dunia mencakup harta, tahta, syahwat, dan segala godaan dunia yang melalaikan dari akhirat.
• Dunia adalah ladang ujian; Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam tidak pernah berhenti mengingatkan umatnya agar tidak tertipu oleh gemerlapnya.
d. Perlindungan dari azab kubur (عذاب القبر)
• Azab kubur adalah hak, sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits shahih.
• Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam sangat sering berdoa memohon perlindungan dari azab kubur, menunjukkan betapa dahsyat dan beratnya siksa tersebut.
• Seorang mukmin wajib meyakini adanya nikmat dan siksa kubur serta berdoa agar terhindar darinya.
4. Metode Pendidikan
• Sa‘ad mengajarkan doa ini dengan pengulangan dan ketelitian, bukan sekadar sekali ajar.
• Ini memberikan teladan bahwa orang tua harus menanamkan doa-doa ma’tsūr sejak dini kepada anak-anak, agar mereka terbiasa mengamalkan sunnah Rasulullah ﷺ.
5. Penguatan Riwayat
• Amru bin Maimun menyampaikan doa ini kepada Mush‘ab bin Sa‘ad, dan Mush‘ab membenarkan.
• Ini adalah bentuk tatsabbut (verifikasi sanad) di kalangan tabi‘in, yang menunjukkan kehati-hatian mereka dalam meriwayatkan ilmu.
Pelajaran Penting dari Hadits
1. Doa adalah senjata utama seorang mukmin, terutama doa perlindungan dari perkara-perkara yang membahayakan dunia dan akhirat.
2. Orang tua wajib mendidik anak-anaknya dengan doa dan dzikir, bukan hanya dengan pengetahuan dunia.
3. Seorang muslim dianjurkan untuk selalu berlindung dari sifat buruk (pengecut, pikun, lalai dunia) dan dari siksa akhirat.
4. Hadits ini menegaskan adanya azab kubur yang merupakan bagian dari akidah Ahlus Sunnah wal-Jamā‘ah.
5. Ilmu hadits mengajarkan pentingnya sanad dan verifikasi riwayat, sebagaimana dilakukan Mush‘ab bin Sa‘ad.
Kesimpulan:
Doa ini adalah salah satu doa agung yang Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam istiqamah membacanya setelah shalat. Ia mengandung permohonan perlindungan dari kelemahan jiwa, kelemahan fisik, fitnah dunia, dan azab kubur. Sa‘ad bin Abi Waqqash menekankan pentingnya doa ini dengan mengajarkannya kepada anak-anaknya secara berulang-ulang.
Maka, sudah seharusnya seorang muslim juga menjadikan doa ini bagian dari dzikir harian, serta mengajarkannya kepada keluarga dan anak-anaknya.
Wallāhu a’lam