![]() |
مجلس الحديث النبويّ الشريف
MAJELIS KAJIAN HADITS BERSAMA ZULKIFLI ZAKARIA
DI RUMAH SAKIT TAMAR MEDICAL CENTRE (TMC)
Jl. Basuki Rahmat No.1 Pariaman
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
BAHASAN HADITS TENTANG MENGIMANI AZAB KUBUR
Rabu, 12 Shafar 1447 H / 6 Agustus 2025 M
Teks Hadits:
1386 - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ، حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ، عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلاَةً أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمُ اللَّيْلَةَ رُؤْيَا؟» قَالَ: فَإِنْ رَأَى أَحَدٌ قَصَّهَا، فَيَقُولُ: «مَا شَاءَ اللَّهُ» فَسَأَلَنَا يَوْمًا فَقَالَ: «هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رُؤْيَا؟» قُلْنَا: لاَ، قَالَ: «لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي، فَأَخْرَجَانِي إِلَى الأَرْضِ المُقَدَّسَةِ، فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ، وَرَجُلٌ قَائِمٌ، بِيَدِهِ كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ» قَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا عَنْ مُوسَى: " إِنَّهُ يُدْخِلُ ذَلِكَ الكَلُّوبَ فِي شِدْقِهِ حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ، ثُمَّ يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ الآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ، وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ هَذَا، فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ، قُلْتُ: مَا هَذَا؟ قَالاَ: انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِفِهْرٍ - أَوْ صَخْرَةٍ - فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ، فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الحَجَرُ، فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ لِيَأْخُذَهُ، فَلاَ يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا هُوَ، فَعَادَ إِلَيْهِ، فَضَرَبَهُ، قُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالاَ: انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ التَّنُّورِ، أَعْلاَهُ ضَيِّقٌ وَأَسْفَلُهُ وَاسِعٌ يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا، فَإِذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أَنْ يَخْرُجُوا، فَإِذَا خَمَدَتْ رَجَعُوا فِيهَا، وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالاَ: انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ النَّهَرِ - قَالَ يَزِيدُ، وَوَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ: عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ - وَعَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ، فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ، فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ، فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ، فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ، فَقُلْتُ: مَا هَذَا؟ قَالاَ: انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ، فِيهَا شَجَرَةٌ عَظِيمَةٌ، وَفِي أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ، وَإِذَا رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنَ الشَّجَرَةِ بَيْنَ يَدَيْهِ نَارٌ يُوقِدُهَا، فَصَعِدَا بِي فِي الشَّجَرَةِ، وَأَدْخَلاَنِي دَارًا لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهَا، فِيهَا رِجَالٌ شُيُوخٌ وَشَبَابٌ، وَنِسَاءٌ، وَصِبْيَانٌ، ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ، فَأَدْخَلاَنِي دَارًا هِيَ أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ فِيهَا شُيُوخٌ، وَشَبَابٌ، قُلْتُ: طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ، فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ، قَالاَ: نَعَمْ، أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ، فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالكَذْبَةِ، فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الآفَاقَ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ، فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ، يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمُ الزُّنَاةُ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا الرِّبَا، وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، وَالصِّبْيَانُ، حَوْلَهُ، فَأَوْلاَدُ النَّاسِ وَالَّذِي يُوقِدُ النَّارَ مَالِكٌ خَازِنُ النَّارِ، وَالدَّارُ الأُولَى الَّتِي دَخَلْتَ دَارُ عَامَّةِ المُؤْمِنِينَ، وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ الشُّهَدَاءِ، وَأَنَا جِبْرِيلُ، وَهَذَا مِيكَائِيلُ، فَارْفَعْ رَأْسَكَ، فَرَفَعْتُ رَأْسِي، فَإِذَا فَوْقِي مِثْلُ السَّحَابِ، قَالاَ: ذَاكَ مَنْزِلُكَ، قُلْتُ: دَعَانِي أَدْخُلْ مَنْزِلِي، قَالاَ: إِنَّهُ بَقِيَ لَكَ عُمُرٌ لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ فَلَوِ اسْتَكْمَلْتَ أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ "
Telah menceritakan kepada kami Mūsā bin Ismā‘īl, telah menceritakan kepada kami Jarīr bin Ḥāzim, telah menceritakan kepada kami Abū Rajā’, dari Samurah bin Jundub radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata:
“Adalah Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam apabila beliau menunaikan shalat, beliau menghadap kepada kami dengan wajahnya lalu bersabda: ‘Siapa di antara kalian yang tadi malam bermimpi?’
Maka jika ada seseorang yang bermimpi, ia akan menceritakannya, lalu beliau bersabda: ‘Mā syā’a Allāh (Itu kehendak Allah).’
Suatu hari beliau bertanya: ‘Apakah ada di antara kalian yang bermimpi?’
Kami menjawab: ‘Tidak ada.’
Beliau bersabda: ‘Tetapi aku bermimpi tadi malam, dua orang datang kepadaku, mereka memegang tanganku, lalu membawaku keluar menuju tanah suci.
Tiba-tiba ada seorang lelaki duduk dan seorang lelaki berdiri dengan memegang kait dari besi.’ “
Sebagian sahabat kami meriwayatkan dari Musa: “Ia memasukkan kait besi itu ke mulutnya (sisi rahang) hingga mencapai belakang kepalanya, lalu ia melakukan hal yang sama pada sisi rahang lainnya, kemudian mulutnya kembali menyatu seperti semula, lalu ia mengulanginya lagi.”
Aku berkata: “Siapa ini?”
Mereka berdua berkata: “Lanjutkan perjalanan.”
Maka kami pun berjalan hingga kami mendatangi seorang lelaki berbaring telentang, dan seorang lelaki berdiri di atas kepalanya dengan membawa batu besar – atau batu gunung – lalu memukulkannya ke kepalanya hingga pecah. Batu itu menggelinding, lalu ia pergi mengambilnya, dan tidak kembali kepada orang tersebut hingga kepala orang itu menyatu kembali seperti semula, kemudian ia memukulnya lagi.
Aku berkata: “Siapa ini?”
Mereka berkata: “Lanjutkan perjalanan.”
Maka kami pun berjalan hingga kami sampai pada sebuah lubang seperti tungku, bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya luas, di bawahnya menyala api. Ketika mereka mendekat, mereka berusaha naik hingga hampir keluar, tetapi ketika api padam mereka kembali ke dalamnya. Di dalamnya ada laki-laki dan perempuan telanjang.
Aku berkata: “Siapa ini?”
Mereka berkata: “Lanjutkan perjalanan.”
Maka kami berjalan hingga kami mendatangi sebuah sungai darah, di tengahnya ada seorang lelaki berdiri, dan di tepi sungai ada seorang lelaki dengan batu di tangannya. Setiap kali lelaki yang di sungai hendak keluar, lelaki yang di tepi melempar batu ke mulutnya lalu memaksanya kembali ke tengah sungai, dan setiap kali ia hendak keluar dilemparinya lagi hingga kembali seperti semula.
Aku berkata: “Apa ini?”
Mereka berkata: “Lanjutkan perjalanan.”
Maka kami berjalan hingga kami sampai pada sebuah taman hijau yang di dalamnya ada pohon besar, dan di bawahnya seorang lelaki tua dan anak-anak, dan di dekat pohon itu ada seorang lelaki menyalakan api.
Mereka berdua membawaku naik ke pohon itu, lalu memasukkanku ke sebuah rumah (kediaman) yang belum pernah kulihat seindah itu, di dalamnya ada lelaki tua, para pemuda, para wanita, dan anak-anak.
Kemudian mereka mengeluarkanku dari rumah itu, lalu membawaku naik ke pohon dan memasukkanku ke rumah yang lebih baik dan lebih indah, di dalamnya ada lelaki tua dan para pemuda.
Aku berkata: “Kalian telah memperlihatkan kepadaku berbagai hal tadi malam, maka beritahukan kepadaku apa yang kulihat itu.”
Mereka berkata: “Ya. Adapun orang yang engkau lihat mulutnya disobek, dia adalah pendusta yang berbicara dengan satu kebohongan lalu disebarkan hingga mencapai pelosok, maka diperlakukan demikian terhadapnya sampai hari kiamat.
Adapun orang yang engkau lihat kepalanya dihantam batu, dia adalah seseorang yang telah diajarkan Allah Al-Qur’an, lalu ia tidur (lalai) darinya di malam hari dan tidak mengamalkannya di siang hari, maka diperlakukan demikian terhadapnya sampai hari kiamat.
Adapun mereka yang engkau lihat di dalam lubang seperti tungku, mereka adalah para pezina.
Adapun lelaki yang engkau lihat di sungai darah, mereka adalah pemakan riba.
Adapun lelaki tua di bawah pohon itu adalah Ibrāhīm ‘alaihis-salām, sedangkan anak-anak di sekitarnya adalah anak-anak manusia.
Adapun yang menyalakan api itu adalah Mālik, penjaga neraka.
Rumah pertama yang engkau masuki adalah rumah mayoritas orang-orang beriman, sedangkan rumah ini adalah rumah para syuhadā’.
Aku adalah Jibrīl, ini adalah Mikā’īl. Angkatlah kepalamu.”
Maka aku mengangkat kepalaku, ternyata di atasku ada sesuatu seperti awan.
Mereka berkata: “Itulah tempat tinggalmu.”
Aku berkata: “Biarkan aku masuk ke tempat tinggalku.”
Mereka berkata: “Sungguh masih tersisa bagimu umur yang belum engkau sempurnakan, jika engkau telah menyempurnakannya, engkau akan mendatangi tempat tinggalmu itu.”
(HR. Al-Bukhāri, no. 1386)
Berikut kesimpulan hadits di atas:
1. Adzab kubur nyata: Sebagian dosa besar mendapat siksaan di alam barzakh sebelum hari kiamat.
2. Empat dosa besar yang disebutkan: Dusta yang disebarkan, lalai dari Al-Qur’an, zina, dan riba, masing-masing dengan siksaan yang mengerikan.
3. Kedudukan anak-anak mukmin: Mereka berada di sisi Nabi Ibrāhīm ‘alaihis-salām dalam alam barzakh.
4. Adanya penjaga neraka: Mālik adalah malaikat yang ditugaskan menjaga neraka.
5. Tingkatan surga berbeda: Mayoritas mukminin dan syuhadā’ memiliki derajat tempat tinggal yang berbeda.
6. Mimpi para Nabi adalah wahyu: Mengandung pelajaran ghaib yang benar dan menjadi peringatan bagi umat.
7. Perbuatan di dunia berakibat di akhirat: Setiap dosa atau ketaatan akan dibalas sesuai amal, baik dalam kubur maupun di hari kiamat.
Wallāhu a‘lam.