![]() |
Penulis: Titip Elyas
Pekanbaru, 15 Juli 2025 — Pondok Pesantren Nurul Yaqin Pekanbaru, Provinsi Riau kembali menyambut generasi baru santriwan dan santriwati dengan menggelar kegiatan Taqarrabun Nafsiah (Ta'aruf Pengenalan Diri) yang berlangsung selama empat hari, mulai Sabtu, 12 Juli hingga Senin, 15 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi gerbang awal bagi para santri baru untuk mengenal lebih dalam tentang diri mereka, pondok pesantren, serta nilai-nilai kehidupan yang akan mereka jalani selama masa pendidikan.
Dipimpin langsung oleh Buya Syafrial Alidin, M.Ag dan Buya Ilham Tuanku Bagindo Kaciak, M.Pd, serta dipandu oleh tiga sosok pembina muda inspiratif yakni Ustadz Ikhsan, Ustadz Dr. Aldi, dan Ustadz Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT, kegiatan ini berlangsung khidmat dan penuh semangat kekeluargaan.
Dalam sambutannya, Buya Syafrial menekankan pentingnya Taqarrabun Nafsiah sebagai proses awal pembentukan karakter santri. "Pengenalan diri bukan hanya mengenal nama dan asal, tetapi mengenal potensi, kelemahan, dan cita-cita. Inilah yang menjadi bekal awal dalam menempuh jalan ilmu dan adab di pesantren ini," tuturnya.
Selama pelaksanaan kegiatan, para santri diajak untuk mengenal dan membiasakan diri dengan disiplin waktu, kesadaran diri, serta adab-adab harian yang menjadi ciri khas kehidupan pesantren. Materi-materi penting seperti adab sebelum tidur, cara mandi yang benar, tata krama makan dan minum, cara masuk kelas yang sopan, hingga adab mengikuti sholat berjamaah disampaikan dengan pendekatan yang lembut namun tegas.
Ustadz Dr. Aldi menyampaikan bahwa pembiasaan adab harian ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk pelatihan jiwa yang menumbuhkan tanggung jawab dan cinta pada syariat. "Adab mendahului ilmu. Ketika seorang santri sudah terbiasa dengan adab, maka ilmu akan lebih mudah masuk ke dalam hati dan amal," ujarnya.
Sementara itu, Ustadz Titip Elyas Tuanku Sulaiman, yang juga merupakan seorang Certified Coaching Trainer (C.CT), memotivasi para santri dengan pendekatan reflektif. Ia mengajak para santri untuk menyadari niat belajar mereka dan menuliskan harapan serta doa yang ingin mereka capai selama di pondok. “Taqarrabun Nafsiah adalah saat untuk berdamai dengan diri sendiri, menetapkan niat lillah, dan menata langkah,” ujarnya penuh semangat.
Selama empat hari, para santri menjalani sesi-sesi interaktif, diskusi kelompok, latihan praktik adab, dan muhasabah malam yang menggugah hati. Banyak dari mereka tampak mulai memahami nilai-nilai dasar kehidupan pesantren yang sarat kesederhanaan, kedisiplinan, dan kebersamaan.
Penutupan kegiatan ditandai dengan pembacaan ikrar santri baru, yang dipimpin oleh Buya Ilham Tuanku Bagindo Kaciak, diikuti oleh seluruh peserta dengan penuh haru dan tekad.
Dengan berakhirnya kegiatan Taqarrabun Nafsiah ini, Pondok Pesantren Nurul Yaqin berharap para santriwan dan santriwati baru siap menapaki jalan thalabul ilmi dengan bekal adab, niat yang lurus, dan semangat yang membaja. Sebab di pesantren ini, ilmu bukan hanya untuk dipelajari, tetapi untuk diamalkan dengan penuh adab dan keteladanan.