![]() |
مجلس الحديث النبويّ الشريف
MAJELIS KAJIAN HADITS BERSAMA ZULKIFLI ZAKARIA
DI RUMAH SAKIT TAMAR MEDICAL CENTRE (TMC)
Jl. Basuki Rahmat No.1 Pariaman, Telp (0751) 93277-WA +62823-9204-3467
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
BAHASAN HADITS TENTANG MENGIMANI AZAB KUBUR
Rabu, 20 Muharram 1447 H / 15 Juli 2025 M
Teks Hadits:
3119 - أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ جَلَّ وَعَلَا: {فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكاً} قال: "عذاب القبر" 1. [71:3]
Abu Khalifah telah menyampaikan kabar kepada kami, (yang mengatakan bahwa) Abu Al-Walid telah menyampaikan hadits kepada kami, (yang mengatakan bahwa) Hammad bin Salamah telah menyampaikan hadits kepada kami, dari Muhammad bin ‘Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairahradhiyallāhu ‘anhu, dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam mengenai firman Allah ‘azza wa jalla:
{فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا} [طه: 124]
Artinya: “Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” (QS. Thāhā: 124)
Beliau bersabda:
"عذاب القبر"
“Itu adalah adzab kubur.”
(HR. Ibnu Hibban dalam Shahih Ibn Hibban, 7/378-379, no. 3119)
Petikan Pelajaran:
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
{وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124)} [طه: 124]
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”
(QS. Thāhā: 124)
Ibnu Katsīr rahimahullāh menjelaskan:
“Sufyan bin ‘Uyainah berkata, dari Abu Hazim, dari Abu Salamah, dari Abu Sa‘id radhiyallāhu ‘anhu tentang firman Allah: {مَعِيشَةً ضَنْكًا} (kehidupan yang sempit), ia berkata:
“Disempitkan kuburnya hingga tulang rusuknya saling bertumpukan.”
Abu Hatim ar-Razi berkata: Nu‘man bin Abi ‘Ayyasy adalah orang yang dikenal dengan kunyah Abu Salamah.
Ibnu Abi Hatim juga berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Zur‘ah, telah menceritakan kepada kami Shafwan, telah menceritakan kepada kami al-Walid, telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Lahī‘ah, dari Darraj, dari Abu al-Haitsam, dari Abu Sa‘id (Al-Khudri) radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda tentang firman Allah ‘azza wa jalla:
{فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا}
“Itu adalah himpitan kubur.”
Namun yang paling kuat (ashah) adalah riwayat yang berhenti pada Abu Sa’id radhiyallāhu ‘anhu (mauqūf), bukan marfū’ kepada Nabi hallallāhu ‘alaihi wasallam.
Ibnu Abi Hatim juga berkata: Telah menceritakan kepada kami ar-Rabi‘ bin Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Asad bin Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahī‘ah, telah menceritakan kepada kami Darraj Abu as-Samh, dari Ibnu Hujairah—namanya adalah Abdurrahman—dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, dari Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Seorang mukmin di dalam kuburnya berada dalam taman yang hijau. Diluaskan kuburnya sepanjang tujuh puluh hasta, dan diterangkan kuburnya bagaikan cahaya bulan purnama. Tahukah kalian tentang ayat ini:
{فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا}
Tahukah kalian apa itu kehidupan yang sempit?”
Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Beliau bersabda: “Itulah azab orang kafir di kuburnya. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh ditimpakan kepadanya sembilan puluh sembilan ekor tinnīn (ular besar). Tahukah kalian apa itu tinnīn? Itu adalah sembilan puluh sembilan ekor ular, setiap ular memiliki tujuh kepala, mereka meniupkan racun ke tubuhnya, menyengat dan mencakarnya hingga hari dibangkitkan.”
Riwayat yang marfū‘ (sampai kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam) ini sangat munkar (ganjil dan lemah).
Al-Bazzar berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya al-Azdi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Amr, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Sa‘d, dari Sa‘id bin Abi Hilal, [dari Abu Hujairah], dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam, tentang firman Allah ‘azza wa jalla:
{فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا}
Beliau bersabda:
“Kehidupan yang sempit yang dimaksud oleh Allah ta‘ala adalah bahwa ia akan ditimpakan sembilan puluh sembilan ular yang menggigit dan mencabik-cabik dagingnya hingga Hari Kiamat.”
Ia juga berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Zur‘ah, telah menceritakan kepada kami Abu al-Walid, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, dari Muhammad bin ‘Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam:
{فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا}
Beliau bersabda: “Itulah azab kubur.” Sanad (rantai periwayatannya) baik.“
(Tafsir Ibnu Katsīr, Kairo, Al-Maktabah al-Islamiyah, th. 1438 H – 2017 M, 5/ 118-119)
Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu dan ditafsirkan langsung oleh Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam terhadap ayat {فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا} adalah bukti kuat adanya adzab kubur.
Disertai dengan dalil dari Al-Qur’an, hadis mutawatir lainnya, serta kesepakatan ulama Ahlus Sunnah.
Maka mengingkari adanya adzab kubur bertentangan dengan akidah Ahlius Sunnah wal Jama’ah dan merupakan penyimpangan dari keyakinan yang tekah disepakati para ulama.
Wallaahu a’lam