![]() |
Oleh: Dr. H. Roni Faslah, M.A
Kita hendaknya terhindar dari persoalan yang dapat mengancam keutuhan bangsa, seperti pertikaian, kerusuhan, hingga kekerasan yang melibatkan antar kelompok, ormas, agama, suku, dan lain sebagainya. Meski demikian, berbagai program dan tindakan telah dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam menangani persoalan tersebut. Misalnya, melalui program moderasi beragama oleh Kemenag RI dan berbagai kegiatan dalam forum kerukunan umat beragama. Semua itu bertujuan untuk meminimalisasi terjadinya kekerasan antar sesama anak bangsa.
Sebagai umat Islam, penting bagi kita memahami bahwa agama Islam mengajarkan cinta damai. Islam disebarkan dengan hikmah dan kebijaksanaan, bukan dengan kekerasan. Begitulah Nabi Muhammad ï·º menyebarkan Islam pada masa awal dakwah. Salah besar jika ada yang mengklaim bahwa Islam mengajarkan teror.
Pernyataan bahwa "Islam itu radikal" adalah tidak benar. Islam tidak mengajarkan kekerasan, termasuk pembunuhan dengan bom bunuh diri di tempat hiburan atau lokasi keramaian yang terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Semua itu tidak berasal dari ajaran Islam, melainkan akibat pemahaman yang keliru terhadap ajaran Islam.
Oleh karena itu, kita perlu memiliki sikap toleran dan mendukung moderasi beragama, dalam arti menghargai dan menghormati perbedaan—baik perbedaan internal maupun eksternal, perbedaan agama, atau perbedaan pemahaman. Namun, jangan sampai karena perbedaan itu kita saling membenci atau bermusuhan. Perbedaan adalah rahmat.
"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara." (HR. Bukhari dan Muslim)
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Moderasi beragama adalah jalan menuju kedamaian dalam kehidupan beragama di Indonesia. Meskipun konflik antaragama kadang-kadang tidak dapat dihindari, namun upaya pemerintah dan masyarakat telah mampu meminimalisasi masalah tersebut dan menjalin kerukunan beragama. Hindarilah sikap eksklusif karena sikap seperti itu membuat kita tertutup terhadap kebenaran.
Kerukunan harus senantiasa dijaga. Jangan sampai kita menjadi penyebab kekacauan di negeri ini. Jalinlah hubungan baik antar tokoh agama. Ciptakan kedamaian bagi umat. Inilah yang menjadi bagian dari upaya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di berbagai daerah. Berbagai pencerahan dilakukan melalui kegiatan di masyarakat, seperti pendampingan, kajian, dan penelitian.
FKUB memberikan sumbangsih peran sosial yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Manusia yang berilmu akan menjadi pribadi yang toleran karena ilmu mengajarkan kita untuk menghargai pendapat orang lain. Orang berilmu tidak mudah emosi dan cenderung menjadi sosok yang bijaksana.
Semakin banyak orang yang berilmu, semakin sedikit pula orang yang tidak toleran. Dengan begitu, kehidupan berbangsa di Indonesia akan semakin terjaga. Inilah pentingnya sumber daya manusia yang berkarakter dan berilmu agar bangsa kita semakin maju dan berkembang, tidak hanya dalam kuantitas tetapi juga dalam kualitas yang mumpuni.
"Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal."(QS. Al-Hujurat: 13)
*Wakil Ketua STIT SB Pariaman