![]() |
Oleh : Zahir Mahzar
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۚ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ ۚ
Segala puji bagi Allah Pencipta langit & bumi,yg menjadikan malaikat sebagai utusan,yg mempunyai rentangan sayap, masing² 2 - 3 - 4. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yg dikehendaki-Nya.....(QS.35:1)
Pernah kita bahas beberapa tahun lalu bahwa kata الْمَلَائِكَةِ secara etimologis sebagai bentuk jamak dari kata ملاك bahwa kata "malak" berasal dari kata لكا atau مألكه yg berarti “perutusan” sehingga definisi malaikat boleh jadi utusan Kosmik untuk mengemban berbagai tugas. Namun ada juga yg berpendapat bahwa kata ملاك terambil dari kata لأك yg berarti “perantara sesuatu” maka malaikat dapat merujuk pada makhluk yg menjadi perantara untuk menyampaikan sesuatu dari alam. Sementara kata الملك juga menjadi rujukan dasar kata الْمَلَائِكَةِ yg berarti kerajaan atau dalam bahasa keseharian kita adalah sebuah sistem sehingga definisi yg relevan bagi malaikat adalah utusan Kosmik yg menjadi penggerak sistem alam.
Dalam kutipan surah al-Fathir diatas disebutkan bahwa malaikat mempunyai sayap,yg ditulis sebagai kata أَجْنِحَةٍ adalah bentuk jamak dari جناح yakni sayap,maka ajnihah berarti banyak sayap. Bahkan ulama kontemporer masih silang pendapat dalam memahami istilah "sayap malaikat" tapi dengan mengandaikan sebagaimana sayap burung yg memiliki fungsi untuk bergerak,demikian juga sayap malaikat sebagai penentu kualitas gerakannya maka sayap malaikat merupakan suatu potensi yg menjadikannya mampu berpindah dengan sangat mudah dari satu titik ruang-waktu ke titik ruang-waktu lainnya. Melihat pada penggunaan potensi untuk berpindah ruang-waktu atau kita pahami sebagai gerakan atau perubahan posisi,maka deskripsi malaikat itu lebih mendekati entitas yg bersifat energetik.
Pengertian energetik ini dimaksudkan sebagai suatu entitas yg tak pernah berhenti bergerak sejak tercipta atau massanya mendekati nol atau bahkan tidak memiliki massa diam. Ulama klasik hingga kontemporer memahaminya sebagai entitas immaterial atau ghaib karena memang di beritakan secara skriptural sebagai makhluk ghaib akan tetapi cahaya yg menjadi asas penciptaan malaikat itu sebenarnya murni kajian fisika yg bisa kita nalar secara saintifik. Makna “potensi” sebenarnya bisa disandingkan dengan pengertian kadar atau ukuran tertentu yg dalam istilah fisika modern mengacu pada pengertian foton atau paket energi yg kerap digunakan untuk memahami aspek² cahaya yg menjalar sebagai gelombang elektromagnetik yg terkuantifikasi. Hal ini menunjukkan perbedaan level energi atau rentang frekuensinya.
Jadi pengertian mengenai jumlah sayap 2, 3 & 4 sebenarnya sejajar dengan identifikasi bilangan kuantum utama n dalam deret spektral atomik yg menunjukkan panjang gelombang partikel & stabilitas orbit elektron. Tentu hal ini akan mudah dipahami oleh mereka yg pernah belajar fisika modern,hanya dengan tetapan Rydberg dapat diturunkan formulasi deret spektral dari deret Lyman λˉ¹ = R(1 - nˉ²) dengan n = 2,3,4.... selanjutnya adalah deret Balmer,Paschen,Brakett & Pfund yg di awali dengan bilangan kuantum n > 2. Hal itu dinyatakan pada ayat diatas dengan cukup jelas bahwa Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yg dikehendaki-Nya,maksudnya adalah menambahkan bilangan kuantum utama n yg menentukan level energi & stabilitas orbital,karena faktanya segala bentuk interaksi materi-energi yg meraut pipih lonjongnya alam semesta tak lain hanyalah getaran & gelombang ditentukan oleh bilangan kuantum n yg pada redaksi al-Qur'an di isyaratkan sebagai jumlah sayap malaikat.
Dalam teori kuantum,sebuah eksistensi partikel hanya akan dapat terdeteksi bila memenuhi suatu keadaan energi yg memenuhi bilangan bulat mulai dari 2,3,4 sampai tak terhingga ∞ tergantung spektrum dari entitas tersebut,maka sangat tepat bila redaksi ayat diatas Allah tidak menyebutkan 1 sayap karena bilangan kuantum 1 hanya menunjukkan level energi dasar (ground state) dimana suatu partikel bersifat stasioner dengan bentuk orbit lingkaran sempurna & tak mampu bereksitasi sebelum ada transfer energi dari luar. Berbagai bentuk orbit yg diijinkan berkaitan dengan level energi elektron dinyatakan dalam persamaan E⒩ = - me⁴/8ε₀²h².(nˉ²), level energi ini semuanya bernilai negatif yg menunjukkan bahwa kodrat elektron tidak memiliki energi yg cukup untuk melepaskan diri dari ikatan nuklir. Level energi dasar E₁ sebesar -13,6 eV & untuk n ≥ 2 memiliki status eksitasi, ketika n bertambah maka E⒩ yg bersesuaian terus mendekati 0 dengan limit n = ∞ dimana elektron terbebaskan & tak ada syarat kuantum yg harus di penuhinya. Deretan level energi merupakan karakteristik bagi semua atom yg telah menjadi blok² dasar bangunan alam semesta.
Dengan tafsiran mekanika kuantum ini,beberapa hadist oleh perawi Bukhari-Muslim yg menyebutkan bentuk malaikat Jibril memiliki 500 sayap & malaikat Israfil dengan 12000 sayap dapat diuraikan cukup jelas yg merujuk pada pengertian bahwa Jibril merupakan entitas fotonik dengan rentang pita frekuensi mulai dari energi dasar sampai E₅₀₀ = - 0,0000544 eV,demikian juga dengan pengertian 12000 sayap Israfil merujuk pada entitas fotonik dengan energi eksitasi E₁₂₀₀₀ = - 0,0000000944 eV. Pengertian malaikat sebagai entitas fotonik menegaskan fungsinya sebagai utusan Kosmik yg mengemban tugas menyampaikan risalah khususnya informasi atau wahyu,oleh karena entitas fotonik itu bukan hanya foton saja namun bisa berupa neutrino & partikel² pembawa interaksi fundamental yg menjalankan tata laksana hukum² alam.
Bahkan gerak malaikat sebagai entitas fotonik disebutkan langsung didalam (QS.77:2 - 3) "...(para malaikat) yg terbang dengan sangat kencang dan menyebar dengan seluas²nya" maka jelaslah bahwa itu gelombang elektromagnetik yg memiliki kecepatan cahaya sebagai batas tertinggi bagi gerak materi bermassa diam & malaikat bisa lebih kencang ketimbang itu,sedangkan menyebar dengan seluas²nya menunjukkan spektrum gelombang yg tidak mengalami pelemahan terhadap materi bermassa yaitu gelombang gravitasi. Baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang gravitasi menjadi kunci pokok bagi misteri ruang-waktu yg di jelaskan dengan sangat baik oleh teori relativitas Einstein,bahwa ruang-waktu bisa mengalami distorsi oleh kecepatan obyek & medan gravitasi. Dalam redaksi al-Qur'an dapat ditemukan pada (QS.32:5) & (QS.70:4) yg mana kedua ayat tersebut mengisyaratkan bagaimana urusan Kosmik itu dibawa oleh para malaikat yg bergerak dengan cepat hingga waktu melambat dari 1000 tahun atau 50000 tahun menjadi 1 hari,inilah efek dilasi waktu yg sering kita bahas secara eksak.
Gelombang elektromagnetik membangun alam mikro dari interaksi partikel elementer sampai wujud materi,sedangkan gelombang gravitasi membangun alam makro dari interaksi antar planet,galaksi hingga percabangan jagad parallel. Dalam (QS.51:1-4) di ilustrasikan bahwa malaikat itu adalah partikel² pembawa medan gaya, "demi zarah yg mengampu beban berat,lalu bergerak dengan begitu mudah,kemudian membagi² urusan....". Dzarah atau partikel² kuantum yg paling mendasar itu menjadi media bagi penjalaran 4 interaksi fundamental di jagad raya,foton sebagai pembawa interaksi elektromagnetik,boson madya sebagai pembawa interaksi nuklir lemah,gluon sebagai pembawa interaksi nuklir kuat & graviton sebagai pembawa interaksi gravitasi.
Sehingga partikel² kuantum yg menjadi representasi malaikat itu bukan hanya foton saja,namun ada gluon,boson madya & graviton,yg mana masing² entitas zarah itu bertanggung jawab atas pembentukan gaya dasar yg memungkinkan jagad raya ini dapat terpelihara. Jika sekiranya alam kehilangan salah satu medan gaya saja,maka akan menyebabkan lenyapnya eksistensi jagad raya.Tanpa adanya boson madya,maka takkan ada partikel² sub atomik,tanpa adanya gluon,maka tak mungkin ada inti atom,tanpa adanya foton,maka tak mungkin ada interaksi kuantum & tanpa adanya graviton,maka tak mungkin ada gerakan obyek langit,jelasnya kita tak akan pernah ada untuk berevolusi menjadi makhluk berakal tanpa interaksi salah satu dari medan gaya tersebut. Melalui kinerja para malaikat itulah,Allah terus menahan langit & bumi agar tidak lenyap
اِنَّ اللّٰهَ يُمْسِكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ اَنْ تَزُوْلَا ۚ وَلَئِنْ زَالَــتَاۤ اِنْ اَمْسَكَهُمَا مِنْ اَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗ
"Sungguh, Allah-lah yg menahan langit & bumi agar tidak lenyap dan jika keduanya akan lenyap maka tak seorang pun yg mampu menahannya sesudah itu...."(QS.35: 41)......[]