![]() |
إِكْرَامُ الضُّيُوفِ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحُسْنُ التَّدْبِيرِ فِيهِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Pagi ini adalah Subuh pertama di hari Jumat bulan Ramadhan 1446 H. Aku menunaikan shalat di pelataran Masjidil Haram, tepat di samping Hotel Dar At-Tauhid. Adzan telah berakhir ketika kakiku masih melangkah di atas aspal, beberapa puluh meter dari lantai marmer pelataran Masjid.
Sebelum shalat Subuh, aku berkesempatan menunaikan shalat sunnah fajar, yang keutamaannya luar biasa. Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
رَكْعَتَا الفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
"Dua rakaat shalat qabliah fajar (Subuh) lebih baik daripada dunia beserta isinya." (HR. Muslim no. 725)
Ternyata yang mengimami shalatkan subuh hari ini ialah Syaikh Dr. Shalih bin Humaid hafizhahullah dan suaranya terkesan khas bagiku. Dan subhanallah, beliau tidak membaca Surat As-Sajdah dan Al-Insan. Artinya shalat tak lama berdiri.
"Mungkin karena jemaah letih berpuasa, " pikirku.
Setelah shalat, aku bertahan duduk di sana hingga meyakini masuknya waktu Dhuha. Lalu aku memperbaharui wudhuk di toilet bawah tanah bangunan lama yang tidak jauh dari tempatku.
Setelah itu, aku bermaksud masuk ke dalam bangunan utama Masjid untuk menunaikan shalat. Aku memilih masuk melalui sebuah pintu yang tak jauh dari Pintu Raja Fahad, yang bertuliskan باب النساء (Bab An-Nisa' – Pintu Wanita), karena kulihat tak banyak lagi jemaah yang keluar dari pintu ini. Berarti escalator kembali telah diaktifkan untuk naik ke lantai atas.
Namun, ketika akan melangkah masuk, pandanganku tertuju pada sebuah tonggak berkaki yang berdiri di atas stiker besar di lantai. Di atasnya tertulis:
الحرمين
(Dua Tanah Haram)
اسألني
Ask me
(Tanyalah aku!)
Aku merasa tertarik, lalu mengeluarkan ponsel dan mengabadikan tulisan itu. Seketika, ayat ini terlintas dalam pikiranku:
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِيٓ إِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوٓا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَۙ
"Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui."
بِالْبَيِّنٰتِ وَالزُّبُرِۗ وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
"(Mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan." (QS. An-Nahl: 43-44)
Aku pun masuk dan naik ke lantai dua. Aku menunaikan shalat Dhuha dua rakaat di atas karpet hijau yang disediakan untuk jamaah. Setelah itu, aku berniat mengistirahatkan tubuh sejenak. Aku membentangkan sajadah, merebahkan diri di atas lambung kanan, memakai kaos kaki hitam, serta menjadikan sandal dan kantong plastik sebagai bantal.
Sekitar satu jam berlalu, tiba-tiba seseorang membangunkanku. Seorang petugas keamanan menepuk tanganku sambil berkata, "Qum ya hajj! Hunak ila tausi'ah Al Malik Abdillah!" (Haji, bangun! Pindah ke sana ke perluasan Raja Abdullah!)
Aku bangun dan melihat bahwa seluruh jamaah yang tidur maupun duduk di sekitar tempatku juga diminta berpindah. Ternyata, kawasan ini kini khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang akan shalat Jumat sebentar lagi. Sedangkan yang tidur dan beri’tikaf di bulan Ramadhan, diarahkan ke bangunan baru perluasan Raja Abdullah yang sangat besar dan tinggi.
Saat berjalan meninggalkan tempat aku tidur tadi, aku melihat sebuah spanduk bertuliskan:
إِجَابَةُ السَّائِلِيْنَ عَنِ المَسَائِلِ الشَّرْعِيَّةِ، مَرْحَبًا بِكُمْ
"Menjawab para penanya tentang masalah-masalah syariat. Selamat datang."
Pikiranku kembali terhubung dengan papan yang tadi kulihat di lantai bawah. Betapa luar biasanya fasilitas pencerahan bagi para tamu Allah! Mereka yang ingin bertanya tentang agama tidak dibiarkan kebingungan, tetapi diberikan tempat khusus untuk mendapatkan jawaban dari orang-orang yang ahli dalam ilmu syariat.
Saat keluar, aku turun melewati tangga biasa dan melihat banyak 'askar (petugas keamanan) berbaris dalam kelompok-kelompok. Tampaknya ada program khusus pagi ini, di hari Jumat Ramadhan yang mulia.
Betapa tertata rapi pelayanan bagi tamu-tamu Allah subhanahu wata'ala di Masjidil Haram!
Dari mulai pengaturan shaf, penempatan jamaah, penyediaan air zamzam, hingga tempat khusus untuk bertanya masalah agama—semuanya diatur dengan sangat baik. Aku teringat sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
إنَّ اللَّهَ إذا أحَبَّ عَبْدًا دَعا جِبْرِيلَ فقالَ: إنِّي أُحِبُّ فُلانًا فأحِبَّهُ، قالَ: فيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنادِي في السَّماءِ فيَقولُ: إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلانًا فأحِبُّوهُ، فيُحِبُّهُ أهْلُ السَّماءِ، قالَ ثُمَّ يُوضَعُ له القَبُولُ في الأرْضِ، وإذا أبْغَضَ عَبْدًا دَعا جِبْرِيلَ فيَقولُ: إنِّي أُبْغِضُ فُلانًا فأبْغِضْهُ، قالَ فيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنادِي في أهْلِ السَّماءِ إنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ فُلانًا فأبْغِضُوهُ، قالَ: فيُبْغِضُونَهُ، ثُمَّ تُوضَعُ له البَغْضاءُ في الأرْضِ.
"Sesungguhnya, jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata, 'Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia.' Lalu Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril menyeru di langit, 'Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia.' Maka penduduk langit pun mencintainya, lalu ia diberikan penerimaan di bumi. Dan jika Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata, 'Aku membenci si fulan, maka bencilah dia.' Maka Jibril pun membencinya, lalu Jibril menyeru kepada penduduk langit, 'Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia.' Maka mereka pun membencinya, lalu kebencian terhadapnya ditetapkan di bumi." (HR. Muslim no. 2637)
Dan salah satu do'a Jum'at Ramadhan ini:
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الَّذِينَ تُكْرِمُهُمْ فِي بَيْتِكَ، وَزِدْنَا عِلْمًا نَافِعًا، وَفِقْهًا فِي الدِّينِ، وَبَارِكْ لَنَا فِي كُلِّ مَا قَرَّبَنَا إِلَيْكَ
"Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang Engkau muliakan di rumah-Mu. Tambahkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, pemahaman yang dalam dalam agama, dan berkah dalam segala hal yang mendekatkan kami kepada-Mu."
Amin.
📍 Masjidil Haram, Makkah
🗓 Jumat, 7 Ramadhan 1446 H / 7 Maret 2025 M
✍ Zulkifli Zakaria
Tulisan ini bisa dibaca di:
http://mahadalmaarif.com