![]() |
مجلس الحديث النبويّ الشريف
📍 Di Rumah Sakit Tamar Medical Centre (TMC), Jl. Basuki Rahmat No.1 Pariaman
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
BAHASAN HADITS TENTANG MENGIMANI RASUL
🗓️ Rabu, 13 Sya’ban 1446 H / 12 Februari 2025 M
📖 Pertemuan 3: Para Nabi Melaksanakan Shalat di Alam Ghaib
📜 Teks Hadits
278 - (172) وَحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا حُجَيْنُ بْنِ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ وَهُوَ ابْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْفَضْلِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«لَقَدْ رَأَيْتُنِي فِي الْحِجْرِ وَقُرَيْشٌ تَسْأَلُنِي عَنْ مَسْرَايَ، فَسَأَلَتْنِي عَنْ أَشْيَاءَ مِنْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ لَمْ أُثْبِتْهَا، فَكُرِبْتُ كُرْبَةً مَا كُرِبْتُ مِثْلَهُ قَطُّ...»
"Sungguh, kalian telah melihat aku di Al-Hijr (Ka'bah), dan Quraisy bertanya kepadaku tentang perjalananku (Isra' dan Mi'raj). Mereka bertanya kepadaku tentang beberapa hal mengenai Baitul Maqdis yang tidak dapat aku jawab. Maka aku merasa sangat tertekan, suatu tekanan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya."
Beliau melanjutkan,
« لَقَدْ رَأَيْتُنِي فِي الْحِجْرِ وَقُرَيْشٌ تَسْأَلُنِي عَنْ مَسْرَايَ، فَسَأَلَتْنِي عَنْ أَشْيَاءَ مِنْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ لَمْ أُثْبِتْهَا، فَكُرِبْتُ كُرْبَةً مَا كُرِبْتُ مِثْلَهُ قَطُّ»،
"Sungguh, aku telah melihat diriku di Al-Hijr (Ka'bah), dan Quraisy bertanya kepadaku tentang perjalananku (Isra' dan Mi'raj). Mereka bertanya kepadaku tentang beberapa hal mengenai Baitul Maqdis yang tidak dapat aku jawab. Maka aku merasa sangat tertekan, suatu tekanan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya."
Beliau melanjutkan,
« فَرَفَعَهُ اللهُ لِي أَنْظُرُ إِلَيْهِ، مَا يَسْأَلُونِي عَنْ شَيْءٍ إِلَّا أَنْبَأْتُهُمْ بِهِ، وَقَدْ رَأَيْتُنِي فِي جَمَاعَةٍ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ، فَإِذَا مُوسَى قَائِمٌ يُصَلِّي، فَإِذَا رَجُلٌ ضَرْبٌ، جَعْدٌ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ، وَإِذَا عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَائِمٌ يُصَلِّي، أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ الثَّقَفِيُّ، وَإِذَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَائِمٌ يُصَلِّي، أَشْبَهُ النَّاسِ بِهِ صَاحِبُكُمْ - يَعْنِي نَفْسَهُ - فَحَانَتِ الصَّلَاةُ فَأَمَمْتُهُمْ، فَلَمَّا فَرَغْتُ مِنَ الصَّلَاةِ قَالَ قَائِلٌ: يَا مُحَمَّدُ، هَذَا مَالِكٌ صَاحِبُ النَّارِ، فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِ، فَبَدَأَنِي بِالسَّلَامِ »
"Maka Allah mengangkatnya (Baitul Maqdis) untukku agar aku dapat melihat kepadanya. Tidak ada yang bertanya kepadaku tentang sesuatu melainkan aku dapat memberitahukan mereka tentang hal itu. Dan aku melihat diriku bersama sekumpulan nabi. Ketika itu, Musa ‘alaihis salam sedang berdiri melakukan shalat. Aku melihat seorang laki-laki bertubuh sedang, berambut keriting, mirip dengan orang-orang dari suku Syanu-ah.
Kemudian, aku melihat Isa bin Maryam ‘alaihis salam juga berdiri melakukan shalat. Orang yang paling mirip dengan beliau (Isa) adalah 'Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafiy.
Lalu aku melihat Ibrahim ‘alaihis salam berdiri melakukan shalat, dan orang yang paling mirip dengan beliau adalah teman kalian, yaitu diriku sendiri. Kemudian datang waktu shalat, maka aku menjadi imam mereka.
Setelah aku selesai dari shalat, ada seseorang yang berkata: 'Wahai Muhammad, ini Malik, penjaga neraka, maka sampaikanlah salam kepadanya.' Aku pun menoleh kepadanya, dan dia yang pertama kali mengucapkan salam kepadaku."
📖 (HR. Muslim no. 172-278)
---
📌 Petikan Pelajaran
📌 Bukti bahwa para nabi memiliki bentuk tubuh dan roh di alam gaib.
‘Ali Al-Qariy rahimahullah menjelaskan:
“Dan di antara yang menguatkan pendapat bahwa para nabi terbentuk dan digambarkan dalam bentuk gabungan antara tubuh dan roh mereka adalah perkataan beliau: "Ketika Musa berdiri sedang shalat," karena hakikat shalat, yang merupakan sejumlah tindakan yang berbeda, hanya berlaku bagi jasad, bukan untuk roh, apalagi dengan penegasan dalam makna yang dimaksud oleh perkataan beliau: "Rupanya seorang lelaki pertenghan," yaitu lelaki yang memiliki tubuh ramping atau sedikit daging pada tubuhnya, seperti yang disebutkan dalam akhir pembahasan: "Ja'd," dengan huruf fathah kemudian sukun, yang memiliki dua makna.
Salah satunya adalah kekakuan tubuh, yaitu tubuh yang padat. Dan yang kedua adalah kekakuan rambut, dan yang pertama lebih kuat di sini sesuai dengan riwayat dari Abu Hurairah: bahwa dia seorang yang berambut keriting seperti yang dikatakan oleh penulis At-Tahrīr. Dan An-Nawawiy juga mengatakan bahwa yang dimaksud dengan makna kedua juga mungkin karena disebutkan rambut rajil bagi orang yang tidak terlalu keriting. "Seperti orang-orang dari suku Syanu'ah," dan ini adalah sebuah suku yang terkenal.
"Ketika Isa berdiri sedang shalat," ini memberi isyarat bahwa shalat adalah mi'raj bagi orang yang beriman, karena pada saat itu adalah keadaan dekat dengan Rabb, dan kesempurnaan kedekatan dalam semua keadaan dan transisi. Ini adalah salah satu kenikmatan terbesar bagi orang-orang yang mencintai Dzat dan Sifat-Nya. Orang yang paling mirip dengannya adalah Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafiy," yang berawal dari suku Tsaqif, dan ini bukan saudara Abdullah bin Mas'ud seperti yang disebutkan dalam beberapa catatan kaki pada kitab Al-Mishbah, karena ia berasal dari suku Hudzail.
"Dan ketika Ibrahim berdiri sedang shalat, orang yang paling mirip dengannya adalah," ini adalah riwayat berturut-turut tentang Ibrahim. Ath-Ṭhibiy mengatakan: maknanya adalah orang yang paling mirip dengan Ibrahim (saudaranya-yang dimaksud adalah dirinya sendiri), ini adalah perkataan dari Abu Hurairah atau setelahnya, yaitu yang dimaksud oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan perkataan "saudaramu" adalah merujuk kepada perkataan Allah dalam al-Qur'an:
{وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ (22)} [التكوير: 22]
"Dan tidaklah temanmu itu gila" (QS. At-Takwir: 22).
Kemudian terlihat oleh mereka bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sedang shalat, kemungkinan ini terjadi saat Isra' ke Masjid al-Aqsa, atau di dalam Masjid al-Aqsa itu sendiri, yang merupakan masjid yang tinggi derajatnya. Hal ini diperkuat dengan huruf "fa" dalam perkataan beliau: "Ketika waktu shalat tiba," yaitu waktunya telah masuk, dan kemungkinan yang dimaksud adalah shalat tahiyyat, atau bisa jadi yang dimaksud adalah shalat mi'raj secara khusus.
"Dan saya menjadi imam bagi mereka," yaitu saya menjadi imam bagi mereka dan memimpin mereka dalam shalat.
Dalam Syarah Muslim oleh Al-Nawawiy: Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, jika ditanyakan: bagaimana Musa melihat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sedang shalat dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memimpin shalat para nabi di Masjid al-Aqsha, sementara mereka berada di derajat mereka masing-masing di langit?
Jawabannya adalah: ada kemungkinan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melihat mereka dan shalat bersama mereka di Masjid al-Aqsha, kemudian mereka naik ke langit, dan beliau menemui mereka di sana, dan bisa jadi pertemuan dan shalatnya bersama mereka terjadi setelah beliau kembali dari Sidratul Muntaha."
📖 (Mirqat Al-Mafatih Syarh Misykat Al-Mashabih, Dar El-Fikr Beirut, 1422 H / 2002 M, 9/3774)
---
📢 Kesimpulan:
✅ Para nabi tetap memiliki keberadaan di alam gaib dengan bentuk jasmani dan rohani.
✅ Shalat merupakan bagian penting dalam perjalanan ruhani seorang hamba.
✅ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi imam bagi para nabi dalam Isra' Mi'raj.
Wallaahu a’lam.