![]() |
الحَجُّ وَبِرُّ الْوَالِدَيْنِ وَطَرِيقُ مَرْضَاةِ اللَّهِ
Haji, Berbakti kepada Orang Tua, dan Jalan Menuju Ridha Allah
Bismillāhirrahmānirrahīm
Tadi sore, aku bersama seorang teman melatih calon jemaah haji di KBIHU yang baru kami dirikan di Masjid Al Ikhlash, Koto Mandakek, Kota Pariaman. Kami mengajarkan manasik haji sesuai sunnah.
Di sela pelatihan, seorang ibu mencurahkan hati: Anak-anaknya menganggap ia mengalami gangguan jiwa, padahal orang-orang luar menilainya normal. Mereka juga mengira uang living cost dari biaya haji sudah cukup untuk semua kebutuhan ibunya. Padahal, itu hanya untuk kebutuhan minimal, seperti biaya kambing tamattu’. Sang ibu sangat bergantung pada teman-temannya untuk kebutuhan harian.
Pendamping ibu itu berharap, semoga tulisan ini, yang akan dibagikan di grup WhatsApp manasik, menyentuh hati anak-anak beliau. Agar mereka memperbaiki sikapnya, karena bakti pada orang tua adalah bekal terbaik untuk haji yang mabrur.
Di sisi lain, ada kisah nyata yang menginspirasi sesuai pengakuan orang yang mengalami: Seorang anak yang hidup sederhana, namun sangat memuliakan orang tuanya. Berkat kebaikan hati dan doa ibunya, Allah memanggil kedua orang tuanya berhaji. Saat melepas kepergian, anak itu menangis dan berbisik: "Ibu, doakan saya banyak-banyak di Makkah."
Sepulang dari haji, ibunya berkata: "Kamu yang paling sering aku doakan."
Sepuluh tahun berlalu, takdir Allah pun indah: anak itu berhaji, meski ia bukan orang kaya. Bahkan setelah itu, berkali-kali ia dimudahkan untuk umrah.
Inilah bukti janji Allah: ✅ Menyenangkan hati orang tua adalah kunci rezeki dan keberkahan hidup.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ
Haji itu adalah beberapa bulan yang diketahui. Barang siapa yang menetapkan dalam bulan-bulan itu (untuk menunaikan) haji, maka tidak boleh rafats (perbuatan tidak senonoh), kefasikan, dan tidak boleh berbantah-bantahan dalam pelaksanaan haji. Dan apa saja kebaikan yang kamu kerjakan, niscaya Allah mengetahuinya. Dan persiapkanlah bekal, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal. (QS. Al-Baqarah: 197)
Tentang bakti kepada orang tua:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ ۖ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ ۖ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami wajibkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dengan susah payah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku lah tempat kembalimu. (QS. Luqman: 14)
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا . وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduanya sampai lanjut usia dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah untuk keduanya sayap kelembutanmu sebagai wujud kasih sayang, dan doakanlah keduanya, 'Ya Rabbku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka mengasihiku sewaktu aku kecil.' (QS. al-Isra: 23-24)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ
Rugi seorang lelaki yang disebutkan namaku di hadapannya, lalu ia tidak bersalawat kepadaku; rugi seorang lelaki yang memasuki bulan Ramadan, lalu Ramadan berlalu sebelum ia diampuni; dan rugi seorang lelaki yang mendapat orang tuanya di masa tua, lalu keduanya tidak memasukkannya ke dalam Surga. (HR. At-Tirmidziy no. 3545)
Dalam hadits lain:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ خُلُقِهِ عِنْدِي؟ قَالَ: «أُمُّكَ»، ثُمَّ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أُمُّكَ»، ثُمَّ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أُمُّكَ»، ثُمَّ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أَبُوكَ»
Dari Abu Hurairah, datang seorang lelaki kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?" Beliau menjawab: "Ibumu." Lelaki itu bertanya lagi: "Kemudian siapa?" Beliau menjawab: "Kemudian ibumu." Ditanya lagi: "Kemudian siapa?" Beliau menjawab: "Kemudian ibumu." Lalu ditanya: "Kemudian siapa?" Beliau menjawab: "Kemudian ayahmu." (HR. Al-Bukhariy no. 5971)
Tentang balasan kebaikan kepada orang tua:
لَا يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدَهُ، إِلَّا أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ
Tidak ada seorang anak pun yang dapat membalas kebaikan orang tuanya, kecuali jika dia menemui orang tuanya sebagai hamba sahaya, lalu dia membelinya dan memerdekakannya. (HR. Abu Dawud no. 5137)
Sahabatku, Jika orang tua kita masih ada, bahagiakan mereka. Jika sudah tiada, doakan selalu. Karena ridha Allah terletak pada ridha mereka.
اللهم اجعلنا من البارين بوالدينا، وارزقنا حجًا مبرورًا وذنبًا مغفورًا. آمين.
"Wahai Allah, jadikanlah kami ini termasuk dalam golongan manusia yang berbuat baik terhadap kedua orang tua kami! Anugerahkanlah kepada kami ibadah haji yang mabrur serta dosa yang telah diampuni!"
Amiin.
Pariaman, Sabtu, 16 Sya’ban 1446 H / 15 Februari 2025 M
Zulkifli Zakaria
Tulisan ini bisa dibaca di:
http://mahadalmaarif.com