![]() |
مجلس الحديث النبويّ الشريف
MAJELIS KAJIAN HADITS BERSAMA ZULKIFLI ZAKARIA
DI RUMAH SAKIT TAMAR MEDICAL CENTRE (TMC)
Jl. Basuki Rahmat No.1 Pariaman, Telp (0751) 93277-WA +62823-9204-3467
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
BAHASAN HADITS TENTANG MENGIMANI AZAB KUBUR
Rabu, 6 Muharram 1447 H / 2 Juli 2025 M
Teks Hadits:
1379 - حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ [ص:100] بِالْغَدَاةِ وَالعَشِيِّ، إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، فَيُقَالُ: هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ"
Isma’il telah menyampaikan hadits kepada kami, (yang mengatakan bahwa) Malik telah menyampaikan hadits kepadaku, dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallāhu ‘anhuma bahwa sesungguhnya Rasulullāh shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda:
« إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالعَشِيِّ، إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، فَيُقَالُ: هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ »،
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian, apabila ia meninggal dunia, maka akan diperlihatkan kepadanya tempat duduknya (di akhirat) pada waktu pagi dan petang. Jika ia termasuk penghuni surga, maka (akan diperlihatkan tempatnya) di surga. Dan jika ia termasuk penghuni neraka, maka (akan diperlihatkan tempatnya) di neraka. Lalu dikatakan kepadanya: 'Inilah tempat dudukmu sampai Allah membangkitkanmu pada Hari Kiamat.'”
(Teks HR. Al-Bukhāri, no. 1379)
Petikan Pelajaran:
Allāh subhānahu wata’āla:
{النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46)} [غافر: 46]
“(Kepada mereka) ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat (dikatakan): ‘Masukkanlah keluarga Fir‘aun ke dalam azab yang paling keras.’” (QS. Ghāfir: 46)
Al-Qāsimi rahimahullāh menulis:
“Yang dimaksud adalah dipaparkan ruh-ruh mereka kepada neraka secara terus-menerus. Dan penyebutan waktu pagi dan petang mencakup keseluruhan waktu, karena itu adalah dua ujung waktu yang mengitari hari. Ayat ini dijadikan dalil adanya azab kubur dan alam barzakh. Semoga Allah melindungi kita darinya dengan karunia-Nya.”
(Mahāsin at-Ta’wīl, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, th. 1418 H, 8/312)
Ibnu Hajar rahimahullāh menulis:
“Dan pemandangan (atas tempat di akhirat itu) benar-benar terjadi atas ruh secara hakiki, dan atas bagian tubuh yang memiliki keterkaitan dengannya, yakni keterkaitan yang memungkinkan adanya kesadaran terhadap kenikmatan atau siksaan — sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Al-Qurthubi mengemukakan dua kemungkinan tentang hal ini: apakah hanya terjadi atas ruh saja, atau atas ruh dan sebagian tubuh.
Ibnu Baththal meriwayatkan dari sebagian penduduk negerinya bahwa yang dimaksud dengan 'pemandangan' di sini adalah pemberitahuan bahwa 'ini adalah tempat balasan atas amal perbuatan kalian di sisi Allah'; dan yang dimaksud dengan pengulangan adalah untuk mengingatkan mereka tentang hal itu. Ia berdalil dengan (anggapan) bahwa jasad akan hancur binasa, dan (menurutnya) pemandangan tidak bisa terjadi atas sesuatu yang telah tiada.
Namun jika ia berkata demikian, maka menjadi jelas bahwa pemandangan yang terus-menerus hingga hari kiamat itu hanyalah terjadi atas ruh semata.”
Pendapat ini dikritik dengan (dikatakan): memaknai pemandangan sebagai sekadar pemberitahuan adalah penyimpangan dari makna lahiriah tanpa alasan yang sah, dan tidak diperbolehkan menyimpang dari makna lahiriah kecuali jika ada dalil yang memalingkannya.
Saya (Ibnu Hajar) berkata: Yang menguatkan pemaknaan sesuai makna lahiriah adalah bahwa berita (hadis) datang dalam bentuk umum, mencakup mukmin dan kafir. Maka jika hal itu hanya berlaku atas ruh, maka tidak akan ada faedah besar bagi syahid di dalamnya, karena ruhnya telah dipastikan mendapat kenikmatan sebagaimana terdapat dalam hadis-hadis yang shahih. Demikian juga ruh orang kafir sudah pasti disiksa dalam neraka. Maka jika dimaknai hanya pada ruh yang memiliki keterkaitan dengan tubuh, barulah akan tampak manfaatnya — baik bagi syahid maupun bagi orang kafir.
Ucapan “pagi dan petang” maksudnya adalah di awal dan akhir hari menurut perhitungan waktu penduduk dunia. Adapun ucapan “baik neraka maupun surga”, telah disebutkan dalam pembahasan jenazah dari riwayat Malik dengan lafaz:
“Jika ia termasuk ahli surga, maka ia dari ahli surga...” dan penjelasan tentangnya telah disebutkan di akhir Kitab al-Jana’iz, serta telah disebutkan pula pembahasan al-Qurthubi dalam kitab al-Mufhim.
Kemudian, pemandangan ini jelas berlaku untuk mukmin yang bertakwa dan untuk kafir.
Adapun mukmin yang bercampur (antara amal baik dan buruk), maka juga mungkin bahwa akan diperlihatkan tempat duduknya dari surga yang kelak akan ia tempati.
Saya berkata: jalan keluar dari kerancuan ini tampak dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabarani serta dishahihkan oleh Ibn Hibban, dari Abu Hurairah dalam kisah pertanyaan di kubur. Di dalamnya disebutkan:
"Kemudian dibukakan baginya satu pintu dari pintu-pintu surga, lalu dikatakan kepadanya: 'Ini adalah tempatmu dan apa yang Allah siapkan untukmu di dalamnya', maka ia bertambah bahagia dan senang. Lalu dibukakan baginya satu pintu dari pintu-pintu neraka, lalu dikatakan kepadanya: 'Ini adalah tempatmu dan apa yang Allah siapkan untukmu di dalamnya jika kamu durhaka kepada-Nya', maka ia pun bertambah bahagia dan senang."
Dan dalam riwayat tentang orang kafir: “Kemudian dibukakan baginya satu pintu dari pintu-pintu neraka...”, dan disebutkan bahwa ia semakin menyesal dan binasa di kedua tempat tersebut. Dalamnya terdapat ucapan: “Jika saja kamu menaati-Nya...”
Ath-Thabarani meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud: “Tidak ada satu jiwa pun kecuali akan diperlihatkan sebuah rumah di Surga dan sebuah rumah di Neraka. Maka penduduk neraka akan melihat rumah mereka di surga, lalu dikatakan: “Andai kalian beramal.” Dan penduduk surga akan melihat rumah mereka di neraka, lalu dikatakan: “Seandainya Allah tidak memberi kalian karunia...”
Sedangkan dari Ahmad, dari ‘Aisyah: apa yang dapat disimpulkan dari riwayat tersebut adalah bahwa penglihatan itu (terhadap tempat di akhirat) merupakan bentuk keselamatan atau siksaan di akhirat.
Maka berdasarkan itu, bisa saja terhadap orang berdosa yang telah ditetapkan baginya untuk disiksa sebelum masuk surga, dikatakan (kepadanya) setelah diperlihatkan tempatnya di surga:
“Ini adalah tempatmu sejak semula jika engkau tidak berdosa”,
dan:
“Ini adalah tempatmu sejak semula karena kedurhakaanmu.”
Kita memohon kepada Allah ampunan dan keselamatan dari segala petaka, baik di kehidupan maupun setelah kematian. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pemberi karunia yang agung.
Ucapan: “Lalu dikatakan kepadanya: 'Ini adalah tempat dudukmu hingga engkau dibangkitkan kepadanya.'”
Dalam riwayat Al-Kusymihani: “...hingga kamu dibangkitkan kepadanya”; dan dalam riwayat Malik: “...hingga Allah membangkitkanmu kepadanya pada hari kiamat.”
(Fath Al-Bāri Syarh Shahīh Al-Bukhāri, Beirut, Dar al-Ma’rifah, th. 1379 H, 11/366)
Wallaahu a’lam