![]() |
مجلس الحديث النبويّ الشريف
MAJELIS KAJIAN HADITS BERSAMA ZULKIFLI ZAKARIA
DI RUMAH SAKIT TAMAR MEDICAL CENTRE (TMC)
Jl. Basuki Rahmat No.1 Pariaman, Telp (0751) 93277-WA +62823-9204-3467
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
BAHASAN HADITS TENTANG MENGIMANI AZAB KUBUR
Rabu, 13 Muharram 1447 H / 9 Juli 2025 M
Teks Hadits:
12025 - حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: دَخَلَتْ عَلَيْهَا يَهُودِيَّةٌ فَوَهَبَتْ لَهَا طِيبًا، فَقَالَتْ: أَجَارَكَ اللَّهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، قَالَتْ: فَوَقَعَ فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ، فَلَمَّا جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فِي الْقَبْرِ عَذَابًا؟ قَالَ: «نَعَمْ، إِنَّهُمْ لَيُعَذَّبُونَ فِي قُبُورِهِمْ عَذَابًا تَسْمَعُهُ الْبَهَائِمُ»
Abu Mu’awiyah telah menyampaikan hadits kepada kami dari Al-A’masy, dari Syaqiq, dari Masruq, dari ‘Aisyah radhiyallāhu ‘anhuma yang berkata:
"Seorang wanita Yahudi datang menemuiku dan memberikan hadiah minyak wangi. Lalu wanita itu berkata: ‘Semoga Allah melindungimu dari azab kubur.’”
‘Ā’isyah berkata: “Ucapannya itu membuatku terbayang-bayang.”
Maka ketika Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam datang, aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah di dalam kubur itu ada azab?”
Beliau menjawab:
«نَعَمْ، إِنَّهُمْ لَيُعَذَّبُونَ فِي قُبُورِهِمْ عَذَابًا تَسْمَعُهُ الْبَهَائِمُ»
“Ya, sesungguhnya mereka benar-benar diazab di dalam kubur mereka, azab yang dapat didengar oleh hewan-hewan.”
(Teks HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf tahqiq Al-Huti, 3/50, no. 12025)
Petikan Pelajaran:
Dalam hadis ini disebutkan bahwa seorang wanita Yahudi datang menemui ‘Aisyah radhiyallāhu ‘anha, meminta sesuatu darinya agar diberikan kepadanya. Maka ketika ‘Aisyah memberikannya sesuatu, wanita Yahudi itu mendoakan untuknya —mungkin sebagai bentuk rasa syukur atas pemberian itu— dengan ucapan: “Semoga Allah melindungimu dari azab kubur.”
Ada juga yang mengatakan bahwa wanita itu datang untuk bertanya kepada ‘Aisyah tentang azab kubur, lalu ia mendoakannya agar dilindungi dari azab itu. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Al-Baihaqi dalam Kitab Itsbāt ‘Adzāb al-Qabr:
“Seorang wanita Yahudi masuk menemui ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, lalu bertanya: ‘Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam menyebutkan sesuatu tentang azab kubur?’”
Lalu ‘Aisyah radhiyallāhu ‘anha bertanya kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam dengan maksud ingin memastikan ucapan wanita Yahudi itu:
“Apakah manusia diazab di kubur mereka?”
Maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam pun memohon perlindungan kepada Allah dari azab kubur, dan beliau membenarkan ucapan wanita Yahudi tersebut bahwa memang benar ada azab kubur.
Dari bentuk pertanyaan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha tampak bahwa sebelumnya beliau belum mengetahui tentang adanya azab kubur, karena yang beliau ketahui adalah bahwa pahala dan siksa itu terjadi setelah kebangkitan (kiamat).
Adapun pengetahuan wanita Yahudi itu tentang azab kubur, bisa jadi berasal dari apa yang ia dengar dari Taurat atau kitab-kitab mereka lainnya.
Beliau shallallāhu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa azab kubur bisa didengar oleh hewan-hewan.
Artinya manusia secara umum tidak bisa mendengarnya, tapi Beliau adakalanya bisa mendengar azab kubur sebagaimana riwayat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallāhu ‘anhuma:
دَخَلَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا نَخْلًا لِبَنِي النَّجَّارِ، فَسَمِعَ أَصْوَاتَ رِجَالٍ مِنْ بَنِي النَّجَّارِ مَاتُوا فِي الْجَاهِلِيَّةِ يُعَذَّبُونَ فِي قُبُورِهِمْ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَزِعًا مِنَ الْقَبْرِ، فَأَمَرَ أَصْحَابَهُ أَنْ يَتَعَوَّذُوا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.
“Suatu hari Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam memasuki kebun kurma milik Bani an-Najjar. Lalu beliau mendengar suara-suara lelaki dari kalangan Bani an-Najjar yang telah meninggal pada masa jahiliah sedang diazab dalam kubur mereka. Maka Nabi keluar dari (sekitar) kubur itu dalam keadaan sangat ketakutan, dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berlindung kepada Allah dari azab kubur.”
(HR. ‘Abdurrazzāq tahqiq Al-A’zhami, 3/584, no. 6746)
Azab kubur termasuk dari perkara ghaib. Hal-hal ghaib hanyalah diketahui oleh siapa saja yang Allāh subhānahu wata’āla kehendaki sebagaimana dalam firman-Nya:
ﵟعَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ فَلَا يُظۡهِرُ عَلَىٰ غَيۡبِهِۦٓ أَحَدًا 26 إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ مِن رَّسُولٖ فَإِنَّهُۥ يَسۡلُكُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ رَصَدٗا 27 لِّيَعۡلَمَ أَن قَدۡ أَبۡلَغُواْ رِسَٰلَٰتِ رَبِّهِمۡ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيۡهِمۡ وَأَحۡصَىٰ كُلَّ شَيۡءٍ عَدَدَۢا 28 ﵞ [الجن: 26-28]
“Dialah (Allah) Yang Maha Mengetahui hal-hal gaib, maka Dia tidak menampakkan kepada siapa pun perkara gaib-Nya, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya; maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya, agar Dia mengetahui bahwa para rasul itu benar-benar telah menyampaikan risalah-risalah dari Tuhan mereka; dan ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per satu.”
(QS. Al-Jinn: 26-28)
Ibnu Katsīr rahimahullāh menulis:
“Firman Allah subhānahu wata’āla: {عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (2) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ} artinya: ‘(Dia adalah) Yang Mengetahui perkara ghaib, maka Dia tidak menampakkan kepada siapa pun tentang perkara ghaib-Nya, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya.’
Ini adalah seperti firman Allah subhānahu wata’āla: {وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ} [al-Baqarah: 255] yang artinya: 'Dan mereka tidak dapat meliputi sesuatu pun dari ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.’
Begitu pula maksudnya di sini: sesungguhnya Dia mengetahui perkara yang ghaib dan yang tampak (syahādah), dan bahwa tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya yang dapat mengetahui sesuatu pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang telah Dia beritahukan kepada mereka.
Oleh karena itu Allah subhānahu wata’āla berfirman: { فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ} artinya: ‘maka Dia tidak menampakkan kepada siapa pun tentang perkara ghaib-Nya, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya.’ – dan ini mencakup rasul dari kalangan malaikat maupun manusia.”
(Tafsir Ibnu Katsīr, Kairo, Al-Maktabah al-Islamiyah, th. 1438 H – 2017 M, 7/379)
Kesimpulan dan Pelajaran Akidah:
1. Azab kubur adalah bagian dari perkara ghaib yang wajib diimani, dan termasuk ushul dalam akidah Ahlus Sunnah.
2. Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam diberi wahyu dan pengalaman ghaib yang mengonfirmasi azab kubur, bahkan beliau mendengarnya secara langsung dalam beberapa peristiwa.
3. Kita wajib berlindung dari azab kubur, sebagaimana perintah Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam dalam hadits-hadits shahih lainnya (HR. Muslim: doa setelah tasyahhud).
4. Binatang mendengar jeritan di alam barzakh, sementara manusia tidak, sebagai bentuk rahmat Allah agar tidak membuat mereka takut dan cemas tanpa bekal iman.
Wallaahu a’lam