![]() |
Oleh: Prof. Duski Samad Tuanku Mudo
1. Profil Singkat Syekh Burhanuddin Ulakan (±1646–1691 M) adalah salah satu ulama besar Minangkabau yang terkenal sebagai pelopor penyebaran Islam bermazhab Syafi‘i di Sumatera Barat. Ia berguru kepada Syekh Abdurrauf as-Singkili di Aceh dan setelah itu kembali ke Minangkabau, mendirikan pusat pendidikan Islam di Ulakan, Pariaman.
2. Konsep Pendidikan Akhlak Syekh Burhanuddin menempatkan akhlak sebagai pilar utama dalam pendidikan Islam. Bagi beliau, keilmuan dan ibadah tanpa akhlak mulia tidak sempurna. Prinsip akhlaknya berlandaskan tiga hal besar:
Tazkiyatun nafs (penyucian jiwa)
Adab terhadap guru dan ilmu
Amal sebagai buah dari iman
3. Implementasi Pendidikan Akhlak Syekh Burhanuddin menerapkan pendidikan akhlak melalui beberapa pendekatan:
Tarekat Syattariyah: Ia mengajarkan disiplin ruhani dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) untuk menumbuhkan keikhlasan dan rendah hati.
Pengajaran Berjenjang: Santri dididik secara bertahap, dimulai dari pembentukan adab sebelum memasuki materi ilmu yang lebih berat.
Teladan Pribadi: Syekh Burhanuddin hidup sederhana, adil, dan penyayang terhadap murid-muridnya, menjadi contoh nyata akhlak yang diajarkan.
4. Ciri-ciri Pendidikan Akhlak Syekh Burhanuddin
Mengedepankan kesabaran: Ia menekankan pentingnya kesabaran dalam menuntut ilmu dan dalam perjuangan dakwah.
Kasih sayang dalam dakwah: Syekh mengajarkan pendekatan tabligh bil hikmah (menyampaikan dengan kebijaksanaan) dalam menyebarkan Islam.
Konsistensi amal dan ilmu: Menurut beliau, ilmu harus mengantarkan pada amal, dan amal harus memperindah akhlak.
5. Warisan Akhlak Hingga kini, pengaruh pendidikan akhlak Syekh Burhanuddin terasa dalam budaya Islam Minangkabau, terutama pada penghormatan kepada guru (mamak guru) dan kuatnya tradisi tarekat Syattariyah yang menekankan adab dan kedalaman spiritual.