![]() |
Hikmah Ramadhan 15
Sifat Tulisan berat dan advance Soal Tafsir Malam Lailatul Qadar
@semua orang
اِنَّاۤاَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِوَمَاۤاَدْرٰٮكَ مَالَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌمِّنْ اَلْفِ شَهْرٍتَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَابِاِذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍسَلٰمٌ ۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Kami telah menurunkannya pada Laylatul Qadr & tahukah kamu apa itu Laylatul Qadr ?. Laylatul Qadr itu lebih baik ketimbang (masa) 1000 bulan. (Pada malam itu) turun para malaikat & ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur (suatu urusan). Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar. (QS.97:1-5)
Istilah filsafat kuantum mungkin masih terasa asing dalam ranah keilmuan umum kita & memang hal ini tidak semudah kedengarannya karena penggagasnya sendiri tidak mencoba untuk menunjukkan bagaimana agar fisika kuantum dapat di pahami dalam kerangka akal sehat jika bersinggungan dengan metafisika,karena sains modern akan menjadi semakin formil & semakin jauh dari logika umum untuk terus menyesuaikan diri dengan fenomena² luar biasa yg belum terjamah oleh fisika klasik. Filsafat kuantum di gagas oleh Rolan Omnès,seorang profesor emeritus fisika teori yg telah mendalami sejarah dekoheren dengan memanfaatkan pendekatan fisika kuantum guna menutup kesenjangan antara pengalaman empiris tentang dunia klasik dengan struktur matematika formal agar dapat memahami realitas secara akurat pada level kuantum.
Proyek intelektual Omnès tersebut dapat kita gunakan untuk menggali makna Laylatul Qadr yg selama ini diyakini sulit di pahami dimensi saintifiknya sehingga perlu menunggu legitimasi sains untuk meyakininya,hal ini merupakan bentuk sikap kehati²an para pemikir muslim agar tidak menodai keyakinan tentang rahasia² ketuhanan di dalam af'al-Nya. Dalam redaksi surat al-Qadr diatas,ayat pertama menggunakan dhomir هُے dalam اَنْزَلْنٰهُ yg memicu silang pendapat diantara mufasir bahwa itu mengacu pada al-Qur'an selain ada sebagian kecil yg meyakininya itu adalah malaikat Jibril. Di kalangan ulama ahli tafsir yg meyakini bahwa yg turun pada Laylatul Qadr adalah al-Qur'an dari langit ketuhanan di balik ufuqil a'la menuju langit dunia dimensi ruang-waktu sejauh mata kita memandang cahaya konstelasi bintang-gemintang.
.... ۗ وَزَيَّـنَّـاالسَّمَآءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ ۖ وَحِفْظًا ۗ
...dan Kami hiasi langit dunia dengan pelita² (cahaya konstelasi bintang) & (Kami jadikan pelita itu) sebagai penjaga...(QS.41:12)
Mengapa yg di tekankan pada waktu لَيْلَةِ (malam) bukan النَّهَارِ (siang) & kenapa juga الْقَدْرِ (ketentuan) bukan القَضَاءِ (keputusan),dari peristiwa Laylatul Qadr ini kiranya kita akan memahami hukum tahunan determinisme yg berlaku bagi mekanisme alam semesta. Al-Qadr الْقَدْرِ secara sintaksis berasal dari mashdar قَادِرٌ ➟ يَقْدُرُ ➟ قَدَرَ yg kalanya huruf د di sukunkan sehingga menjadi قَدْرٌ yg maknanya mengacu pada kadar atau ukuran, jadi istilah لَيْلَةُ الْقَدْرِ secara harfiah adalah malam di tentukannya suatu ukuran atau kedudukan setiap makhluk dalam kadar waktu tertentu yg mana pada malam tersebut pernah menjadi saat di turunkannya kalam al-Qur'an ke langit dunia secara الْاِنْزَلِ (turun serentak) & disampaikan secara berangsur² oleh Jibril kepada Muhammad SAW berdasar asbab²nya (asbabun nuzul). Ketika firman Allah masih berupa kalamun-nafsi wadz-dzati (informasi kuantum dalam setiap energi-materi) maka belum bisa disebut sebagai al-Qur'an & baru mendapatkan predikatnya ketika sudah di transformasi menjadi kalamul-lafdzi yg meminjam sistem alfabetik arab.
حٰمٓتَنْزِيْلٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِكِتٰبٌ فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ قُرْاٰ نًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
Haa Miim. Telah di turunkan dari (Tuhan) yg maha pengasih lagi maha penyayang,(sebuah) buku yg di jelaskan ayat²nya,(suatu) bacaan dalam bahasa Arab bagi kaum yg mengetahui (QS.41:1-3)
وَلَقَدْضَرَبْنَالِلنَّاسِ فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَقُرْاٰنًاعَرَبِيًّاغَيْرَ ذِيْ عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
Dan sungguh,telah Kami berikan dalam al-Qur'an ini segala bentuk pemisalan bagi manusia agar mereka mendapatkan pelajaran,(yaitu) bacaan dalam bahasa Arab,yg tidak ada penyimpangan (di dalamnya) agar mereka bertakwa. (QS.39:27-28)
Saat masih dalam bentuk kalamunnafs - dzati,tak seorang pun tahu akan wujudnya seperti apa karena masih berupa kalam qodim yg mendasari semua hukum di alam semesta & menuntun setiap gerak materi untuk menapaki jalur perjalanan dalam manzilahnya masing². Dalam posisinya sebagai kalamun-nafsi,al-Qur'an bukan makhluk namun dalam bentuk kalamul-lafdzi maka al-Qur'an adalah makhluk,hal inilah yg menjadi perdebatan panjang para ahli ilmu kalam,demikian juga kalamun-nafsi juga pernah di transformasi dengan bahasa Ibrani menjadi Taurat yg di wahyukan kepada Musa as,dengan bahasa Suryani yg di wahyukan kepada Daud as & dengan bahasa Aram yg di wahyukan kepada Isa as serta kitab² yg lain berdasarkan bahasa di mana seorang nabi atau rasul itu diutus. Terdapat sosok yg cerdas untuk mentransformasi kalamun-nafsi ke kalamul-lafdzi dengan mengarabisasi al-Qur'an yaitu dhomir هُے pada اَنْزَلْنٰهُ yg mengacu pada Jibril sekaligus risalah yg telah di blueprint sebagai informasi kuantum hingga diartikulasi kepada nabi atau rasul sesuai dengan bahasa kaumnya agar lebih jelas di sampaikan sebagai risalah
وَاِنَّهٗ لَـتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَنَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُعَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَبِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ
Dan sungguh,(al-Qur'an) ini benar² diturunkan oleh Tuhan multijagad,yg di bawa turun oleh ruh al-Amin (Jibril) kedalam hatimu (Muhammad) agar engkau memberi peringatan dengan (bahasa) lisan Arab yg jelas. (QS.26:192-195)
Di sinilah peran Jibril sebagai malaikat pembawa wahyu yg mentransformasi kode² Kosmik menjadi bahasa manusia yg dapat di cerna secara jernih,ia bisa hadir langsung melalui celah² sinapsis otak kecil di dalam sistem nervous kardiak intrinsik yg di isyaratkan sebagai قَلْبِكَ atau heart brain yg baru diteliti secara saintifik th.1991 oleh Dr. Andrew Armor. Kita baru menyadari adanya otak di dalam hati setelah 14 abad disinggung al-Qur'an sebagai qolbu,yg saat ini di percaya oleh para ahli syaraf sebagai otak kedua setelah otak frontal lobus di ubun². Otak kecil di dalam hati ini secara kontinu berbagi informasi dengan otak di kepala & justru otak di dalam hati inilah yg lebih banyak mengirimkan sinyal² informasi kepada otak di kepala,terutama sinyal yg memengaruhi persepsi, pengalaman emosional & proses² mental spiritual yg tidak cukup untuk di nalar dengan logika....to be continued []
Zahir Mahzar