![]() |
Kegiatan peringatan 100 wafatnya Ahmad Yusuf Tuanku Sidi |
MU-ONLINE -- Selasa malam, 7 Januari 2025, menjadi momen yang penuh haru dan khidmat di Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, Nagari Balah Aia Utara, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Do'a-do'a terlantun dari hati yang tulus untuk mengenang 100 hari wafatnya Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi, seorang tokoh ulama besar yang menjadi panutan di tengah masyarakat.
Acara yang dimulai setelah shalat Isya berjamaah ini dipenuhi oleh berbagai kalangan. Hadir di antaranya Buya H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa, pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, Buya H. Mahyuddin Tuanku Sidi, ulama terkemuka di Lubuk Pua; John Hendri Tuanku Bandaro Labay, seorang tokoh agama dari Padang Pariaman; Afrizal Arif Tuanku Mudo, S.Pd yang merupakan salah seorang pengurus Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua; serta guru-guru, alumni, dan simpatisan dari pesantren tersebut. Tak ketinggalan masyarakat setempat, termasuk anduang-anduang (nenek-nenek), amak-amak (ibu-ibu), serta santriwan-santriwati, turut memadati acara.
Khidmat Membaca Al-Qur'an 30 Juz
Sebagai inti acara, pembacaan Al-Qur'an 30 juz secara khatam dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan. Seluruh hadirin, dari kalangan ulama hingga masyarakat umum, bersama-sama merenungkan makna dari setiap ayat yang dilantunkan. Suara merdu santri-santri menggema di musholla pesantren, menciptakan suasana yang syahdu dan menyejukkan hati.
Pembacaan Al-Qur'an tersebut dilanjutkan dengan tahlilan, di mana doa-doa penuh keikhlasan dipanjatkan untuk almarhum Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi. Tidak hanya untuk mengenang jasa dan amal beliau, tahlilan ini juga menjadi ajang introspeksi bagi setiap hadirin, mengingatkan betapa pentingnya mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.
Membaca "Kaji Akrama"
Acara dilanjutkan dengan membaca "Kaji Akrama," sebuah tradisi lokal yang sarat nilai spiritual dan budaya. Kaji Akrama ini menjadi simbol penghormatan kepada almarhum, sekaligus meneguhkan ajaran-ajaran yang pernah beliau sampaikan semasa hidup. Dipimpin oleh Buya H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa, sesi ini menghadirkan suasana penuh kebersahajaan dan kehangatan.
Sambutan dari Para Tokoh
Di tengah rangkaian acara, beberapa tokoh memberikan sambutan yang menggugah. Buya H. Mahyuddin Tuanku Sidi, dalam pidatonya, mengenang kiprah Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi sebagai seorang ulama yang tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga aktif membimbing masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
“Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi adalah seorang figur yang mencerminkan keikhlasan dan kesederhanaan. Beliau tidak hanya menjadi guru, tetapi juga teladan bagi kami semua,” ujar Buya Mahyuddin dengan nada haru.
John Hendri Tuanku Bandaro Labay, sebagai tokoh agama, menambahkan, “Kepergian beliau meninggalkan duka yang mendalam bagi kita semua. Namun, warisan ilmu dan akhlak beliau akan terus hidup dalam setiap langkah kita.”
Kebersamaan dalam Jamuan Malam
Acara yang berlangsung hingga pukul 22.10 WIB ini ditutup dengan jamuan makan malam yang diisi dengan hidangan buah-buahan segar dan makanan khas daerah. Seluruh hadirin berkumpul dalam suasana kebersamaan, menciptakan momen yang penuh keakraban.
Jamuan ini menjadi simbol kebersamaan dan persaudaraan, sebagaimana yang selalu diajarkan oleh almarhum Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi semasa hidup. Para hadirin berbagi cerita, mengenang kebaikan dan kebijaksanaan beliau, sembari menikmati hidangan yang telah disiapkan dengan penuh cinta.
Warisan yang Tak Akan Luntur
Kepergian Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi adalah kehilangan besar bagi Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Sungai Sariak dan masyarakat luas. Namun, melalui acara ini, semangat dan ajaran beliau seolah hadir kembali, menguatkan komitmen semua pihak untuk melanjutkan perjuangan beliau dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.
Peringatan 100 hari wafatnya Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi bukan sekadar acara seremonial. Ia menjadi momen refleksi bagi setiap individu yang hadir, untuk terus menjaga dan meneruskan warisan kebaikan yang telah ditanamkan oleh almarhum.
Sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang alumni pesantren, “Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi telah mengajarkan kami untuk selalu rendah hati, ikhlas, dan istiqamah dalam berjuang di jalan Allah. Warisan itu akan terus kami jaga.”
Malam itu, suasana di Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Sungai Sariak terasa begitu damai dan penuh berkah. Doa-doa yang terlantun seolah mengalir bersama angin malam, menghantarkan rasa cinta dan rindu kepada Buya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi. Sang ulama mungkin telah tiada, tetapi ajaran dan teladan beliau akan terus hidup di hati mereka yang mencintainya.
Kontributor: titip elyas tuanku sulaiman