![]() |
Sebuah sudut Masjid India Kuala Lumpur hasil jepretan Duski Samad. (ist) |
Oleh: Duski Samad, Rahmawati, Fauzana Annova
PENGUATAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MUSLIM MINORITAS
PENDAHULUAN
Satu di antara negara serumpun yang tergabung dalam organisasi regional ASEAN adalah Cambodia, bahasa Indonesianya Kamboja. Kekhasan penduduknya adalah mayoritas beragama Budha. Sebaran agama di Kamboja didominasi oleh Buddhisme Theravada, yang dianut oleh sekitar 95% penduduknya. Agama Budha mayoritas di Kamboja, dengan pengaruh kuat dalam budaya dan kehidupan sehari-hari.
Agama Islam hanya dianut oleh 2% penduduk Kamboja. Sebagian besar Muslim di Kamboja adalah keturunan pedagang dari Malaysia dan Indonesia. Kristen (1%) terdiri dari berbagai denominasi, termasuk Katolik Roma, Protestan, dan Advent. Agama Lainnya (2%) termasuk Hindu, Taoisme, dan animisme.
Meskipun Buddhisme Theravada merupakan agama mayoritas, Kamboja adalah negara sekuler yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warganya. Konstitusi Kamboja tidak secara eksplisit menyatakan agama negara. Namun, Pasal 40 Konstitusi Kamboja menjamin kebebasan beragama dan menyatakan bahwa semua orang memiliki hak untuk kebebasan beragama dan kepercayaan.
Negara menjamin kebebasan beragama dan kepercayaan, dan tidak ada agama yang dapat dipaksakan kepada siapa pun. Meskipun tidak ada agama negara, Buddhisme memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat Kamboja. Mayoritas penduduk Kamboja adalah penganut Buddhis Theravada, dan agama ini telah memainkan peran penting dalam budaya dan sejarah Kamboja.
Posisi agama dalam Konstitusi Kamboja adalah kebebasan beragama. Konstitusi menjamin kebebasan beragama dan kepercayaan bagi semua warga negara. Tidak ada agama negara. Konstitusi tidak menetapkan agama negara. Buddhisme memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat Kamboja, meskipun tidak secara resmi ditetapkan sebagai agama negara. Meskipun Konstitusi menjamin kebebasan beragama, praktik agama di Kamboja dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan budaya. Termasuk dalam dunia Pendidikan penduduk yang beragama Islam.
TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI CAMBODIA
Penduduk muslim yang minoritas di Cambodia menghadapi banyak tantangan termasuk dalam penyelengaraan Pendidikan Islam.
(1). Kurangnya Sumber Daya, dan Fasilitas.
Sekolah-sekolah Islam di Kamboja seringkali kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, perpustakaan, dan peralatan belajar. Guru, terbatasnya guru yang berkualitas dan terlatih dalam bidang pendidikan Islam. Kurangnya pendanaan untuk pengembangan pendidikan Islam, baik dari pemerintah maupun organisasi non-pemerintah.
(2). Diskriminasi dan Stigma.
Muslim di Kamboja merupakan minoritas, dan mereka seringkali menghadapi diskriminasi dan stigma dari masyarakat mayoritas. Akses terhadap pendidikan Islam yang berkualitas seringkali terbatas bagi anak-anak Muslim, terutama di daerah pedesaan. Relasi social mayoritas – minoritas memang tidak selalu positif dan seimbang.
(3}. Kurangnya Kurikulum yang Komprehensif.
Kurangnya standar kurikulum yang jelas dan komprehensif untuk pendidikan Islam di Kamboja. Materi pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah Islam seringkali terbatas pada aspek keagamaan saja, tanpa mencakup aspek-aspek lain seperti ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(4). Tantangan Politik dan Sosial.
Kondisi politik dan sosial yang tidak stabil di Kamboja dapat menghambat pengembangan pendidikan Islam. Konflik agama dan etnis dapat menimbulkan ketegangan dan ketidakpercayaan antara Muslim dan non-Muslim.
(5). Kurangnya Kesadaran dan Dukungan.
Kurangnya kesadaran dan dukungan dari masyarakat terhadap pentingnya pendidikan Islam. Kurangnya dukungan dan perhatian dari pemerintah terhadap pengembangan pendidikan Islam.
Disamping masalah di atas tentu ada masalah lain yang menjadi tantangan oleh minoritas muslim. Upaya untuk mengatasi masalah dapat dilakukan dengan meningkatkan fasilitas sekolah-sekolah Islam, seperti ruang kelas, perpustakaan, dan peralatan belajar. Melatih guru-guru Islam yang berkualitas dan terampil. Meningkatkan pendanaan untuk pengembangan pendidikan Islam. Mengembangkan kurikulum pendidikan Islam yang komprehensif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Mempromosikan toleransi dan saling pengertian antara Muslim dan non-Muslim.
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN ISLAM DI CAMBODIA
Pendidikan yang baik lazimnya bermula dari masyarakat yang sudah berkembang dengan baik pula. Pengembangan dunia Pendidikan seiring sejalan dengan pengembangan masyarakat. Maka untuk masyarakat muslim minoritas di Cambodia perlu penguatan strategi. Strategi pengembangan masyarakat adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan.
Strategi pengembangan Pendidikan Islam yang kuat dan mengakar adalah melalui kesadaran kolektif umat bahwa pendidikan melebihi dari sekedar sekolah dan madrasah. Pendekatan partisipatif pemberdayaan masyarakat, memastikan masyarakat terlibat aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan adalah ikhtiar kolektif bagi pengembangan pendidikan.
Peningkatan kapasitas dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan mereka adalah cara lain yang efektif. Penguatan lembaga masyarakat dapat dilakukan melalui lembaga Pendidikan yang dikelola oleh masyarakat muslim local dan bekerjasama dengan negara sahabat. Begitu juga meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas, baik formal maupun non formal.
Bentuk penguatan pendidikan Islam pada Muslim minoritas di Kamboja sangat beragam dan tentunya terus berkembang, maka perlu dikembangkan lebih cepat dan luas lagi, di antaranya:
Pendidikan Islam Formal.
Sekolah Islam di Kamboja, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta adalah asset yang mesti diperkuat kelembagaan, manajemen dan daya ungkitnya bagi kemajuan pendidikan Islam dan umat Islam. Sekolah-sekolah Islam yang sudah mengajarkan kurikulum Islam, termasuk Al-Quran, Hadits, Fiqh, dan Bahasa Arab terus dipacu untuk lebih kompetitif dan berkualitas.
Madrasah merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang fokus pada pembelajaran agama yang biasanya dijalankan di masjid atau di rumah-rumah warga dapat diberikan penguatan manajemen, tata kelola, guru dan diperjuangan mendapat dukungan dari Pemerintah. Di Indonesia Madrasah yang dikelola masyarakat ini mendapat dukungan yuridis melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Pendidikan Islam di Sekolah Umum:
Beberapa sekolah umum di Kamboja telah memasukkan mata pelajaran agama Islam ke dalam kurikulum mereka. Hal ini membantu Muslim minoritas untuk belajar tentang agama mereka di lingkungan sekolah umum. Maka diperlukan perjuangan politik dan meyakinkan pemerintah.
Pendidikan Non-Formal.
Kursus Agama: Kursus agama Islam diadakan di masjid-masjid dan pusat-pusat komunitas Muslim. Kursus ini membahas berbagai topik, seperti akidah, ibadah, akhlak, dan sejarah Islam. Di Indonesia pendidikan non formal ini menjadi besar dan berkembang karena mendapat dukungan pemerintah daerah, politisi dan filantropi Islam, lembaga amil zakat dan sejenisnya.
Program Pembinaan. Organisasi-organisasi Muslim di Kamboja menyelenggarakan program pembinaan untuk anak-anak dan remaja Muslim. Program ini bertujuan untuk memperkuat iman dan akhlak mereka. Indonesia pembinaan pendidikan Islam ini sudah dilakukan oleh organisasi social kemasyarakatan Islam sejak lama, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, PERTI, Nahdlatul Wathan, Alwasliyah, Matthaul Anwar dan Lembaga swadaya masyarakat.
Kegiatan Keagamaan:
Kegiatan keagamaan seperti pengajian, ceramah, dan seminar rutin diadakan di masjid-masjid dan pusat-pusat komunitas Muslim. Kegiatan ini membantu Muslim minoritas untuk memperdalam pemahaman agama mereka. Di Indonesia kegiatan keagamaan dilakukan oleh komunitas muslim local, regional, nasional dan internasional.
Penguatan Sumber Daya.
Peningkatan Kualitas Guru.
Organisasi-organisasi Muslim di Kamboja berupaya meningkatkan kualitas guru agama Islam melalui pelatihan dan pendidikan. Indonesia peran organisasi social keagamaan, filantropi Islam dan donasi agniya’ begitu kuat.
Pengembangan Kurikulum:
Kurikulum pendidikan Islam di Kamboja terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Muslim minoritas. Kurikulum yang adaptif dengan perubahan global tidak cukup dilakukan organisasi social saja, perlu dukungan pemerintah.
Peningkatan Fasilitas:
Organisasi-organisasi Muslim di Kamboja berupaya meningkat kan fasilitas pendidikan Islam, seperti pembangunan masjid, madrasah, dan perpustakaan. Indonesia dan Malaysia bisa lebih cepat dan baik, lebih pada peluang politik, sumberdaya umat dan ketaatan umat dalam memberikan donasi bagi pendidikan Islam.
Keterbatasan sumber daya, termasuk dana, guru, dan fasilitas menjadi lebih sulit ketika diskriminasi terhadap muslim minoritas dalam beberapa aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Masih kurangnya masyarakat tentang pentingnya pendidikan Islam bagi Muslim minoritas masih rendah.
Ikhtiar dan upaya penguatan pendidikan Islam pada muslim mayoritas di Cambodia dapat diperkuat dengan beberapa pendekatan:
Kerjasama Antar Lembaga:
Kerjasama antar lembaga pendidikan Islam, organisasi Muslim, dan pemerintah sangat penting untuk memperkuat pendidikan Islam di Kamboja.
Peningkatan Dana:
Peningkatan dana dari pemerintah, organisasi internasional, dan donatur sangat penting untuk mendukung pendidikan Islam di Kamboja.
Advokasi:
Advokasi untuk hak-hak Muslim minoritas di Kamboja, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan Islam, sangat penting.
Penguatan pendidikan Islam pada Muslim minoritas di Kamboja merupakan proses yang terus berkembang. Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, pendidikan Islam di Kamboja dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi Muslim minoritas di negara tersebut.
PERCEPATAN PENDIDIKAN ISLAM DI CAMBODIA
Sejarah menunjukkan bahwa pendidikan Islam adalah awal, akar dan sarana efektif untuk peningkatan kualitas dan kuantitas umat. Era industri dan kecepatan yang dihasilkan digitalisasi ini memerlukan langkah-langkah dan kerja yang terencana untuk memperkuat pendekatannya. Pendekatan percepatan pendidikan Islam adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan Islam dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti:
Kurikulum.
Relevansi, menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Integrasi, menggabungkan nilai-nilai Islam dengan mata pelajaran umum.
Pembaruan:
Memperbarui kurikulum secara berkala untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan:
Membangun kurikulum yang kreatif dan inovatif, yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
Metode Pembelajaran:
Interaktif: Menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, seperti diskusi, tanya jawab, dan proyek.
Teknologi: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Kontekstual: Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Berbasis Masalah: Menggunakan masalah nyata sebagai bahan pembelajaran.
Guru:
Profesional: Memiliki kualifikasi dan kompetensi yang tinggi.
Komitmen: Memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan Islam.
Kreatif: Mampu mengembangkan metode pembelajaran inovatif.
Berakhlak Mulia: Menampilkan akhlak mulia teladan bagi siswa.
Sarana dan Prasarana:
Memadai: Memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran.
Modern: Menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Terawat: Menjaga kebersihan dan kelengkapan sarana dan prasarana.
Lingkungan:
Kondusif: Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan aman.
Religius: Menumbuhkan suasana religius di lingkungan sekolah.
Bersih: Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Evaluasi:
Berkelanjutan: Melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau kemajuan siswa.
Komprehensif: Meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Reflektif: Menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Contoh Pendekatan Percepatan Pendidikan Islam:
Pembelajaran berbasis proyek: Siswa diajak untuk menyelesaikan proyek yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam.
Pembelajaran online: Siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja melalui platform online.
Pengembangan karakter: Sekolah fokus pada pengembangan karakter siswa melalui kegiatan keagamaan dan sosial.
Tujuan Pendekatan Percepatan Pendidikan Islam:
- Meningkatkan kualitas pendidikan Islam.
- Membentuk generasi muda berakhlak mulia, cerdas, dan berilmu.
- Mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin masa depan. Pendekatan percepatan pendidikan Islam harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing lembaga pendidikan.
PENUTUP
Sebagai penutup dapat ditegaskan bahwa penguatan pendidikan Islam pada muslim minoritas pada dasarnya bertumpu pada tiga pendekatan:
(1) Enrichment, pengayaan wawasan semua stakeholder bahwa pendidikan adalah escalator kemajuan bangsa.
(2). Enlighment (pencerahan) bahwa kompetensi, professional dan kemampuan tekhnis adalah prasyarat untuk keberhasilan proses.
(3) Empowerment (pemberdayaan), keterlibatan semua anggota masyarakat dalam gerakan pendidikan untuk semua dengan bimbingan Pemerintah adalah modal besar bagi penguatan, pengembangan dan percepatan pendidikan Islam. Padang 01082024.
*Makalah Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional di An Nikmah Al Islamiyah, Phnom Penh Institution Cambodia
Selasa, 20 Agustus 2024