![]() |
Oleh: Prof. Duski Samad Tuanku Mudo
Di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, terdapat ulama-ulama tarekat Syattariyah yang memiliki sanad keilmuan dan silsilah tarekat bersambung ke Syekh Burhanuddin Ulakan. Hubungan ini terjadi karena sejarah migrasi ulama Minangkabau ke wilayah Mandailing sejak abad ke-17 dan 18, membawa ajaran tasawuf tarekat Syattariyah dan budaya surau.
Tokoh Syattariyah Bersanad Syekh Burhanuddin di Mandailing Natal
1. Syekh Abdul Qadir Barus (Tuanku Syekh Barus).
Salah satu ulama terkenal yang menyebarkan tarekat Syattariyah di Tapanuli dan Mandailing.
Sanad keilmuannya disambungkan dari jalur Syekh Burhanuddin Ulakan → Tuanku Batuhampar → Tuanku Rao/Pasia dan diteruskan ke wilayah Mandailing.
2. Syekh Abdul Muin Mandailing
Ulama lokal yang dikenal sebagai mursyid tarekat Syattariyah di daerah Panyabungan dan sekitarnya.
Dikenal sebagai pengamal suluk, zikir, dan pengajian kitab klasik di surau dengan pola yang identik dengan tarekat Syattariyah Minangkabau.
3. Tuanku Syekh di Surau Janji Matogu dan Gunung Tua
Surau di daerah ini menjadi pusat suluk dan pembelajaran Syattariyah.
Memiliki sanad keilmuan langsung ke Sumatera Barat, khususnya Ulakan dan Rao.
Sanad Tarekat Syattariyah: Ulakan → Mandailing Natal
Berikut garis besar sanad keilmuan:
> Syekh Burhanuddin Ulakan
> – Tuanku Syekh Batuhampar
> – Tuanku Syekh Pasia atau Rao
> – Ulama penyebar tarekat ke Bonjol dan Barus
> – Mursyid tarekat di Tapanuli dan Mandailing
> – Tuanku Syekh Mandailing (Panyabungan, Gunung Tua, dll.)
Ciri-ciri Tarekat Syattariyah di Mandailing Natal
Adanya suluk Ramadhan dan Syawal di surau tua.
Zikir jahr dan sirr di malam hari.
Kitab-kitab tasawuf seperti al-Hikam dan Minhajul 'Abidin menjadi bahan ajar.
Menjaga tradisi Minang-Islami dalam struktur surau dan relasi mursyid-murid.
Pusat Tarekat Syattariyah Mandailing Natal
Surau Janji Matogu (Panyabungan)
Surau Gunung Tua
Barus Lama dan sekitarnya (penyambung jalur dari pesisir barat)